Malaysia Ingin Bahas Pengungsi dengan Myanmar dan Bangladesh

Kapal yang membawa migran Rohingya ke Malaysia.
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris
VIVA.co.id
- Malaysia meminta adanya pembicaraan darurat dengan Myanmar dan Bangladesh untuk mencegah kembali datangnya migran dalam jumlah besar ke Langkawi, Malaysia.


Sekjen Kementerian Dalam Negeri Malaysia, Alwi Ibrahim, yang dikutip laman
The Star
, Rabu, 13 Mei 2015, menyebut ditemukan adanya unsur perdagangan manusia dalam kasus migran Bangladesh dan Myanmar.


Lebih dari 1.000 migran dari Myanmar dan Bangladesh tiba di Malaysia, Senin, 11 Mei. Ditambah lebih dari 500 lainnya, yang sempat berhenti di Indonesia dan telah melanjutkan perjalanan ke Malaysia, Selasa, 12 Mei.


Alwi mengatakan, untuk memastikan tidak terulangnya insiden, Malaysia akan meminta diskusi dengan Bangladesh dan Myanmar. Thailand juga akan dilibatkan, karena kapal-kapal migran melalui perbatasan Malaysia-Thailand.


Pemerintah Malaysia harus menghadapi persoalan, dengan kedatangan migran dalam jumlah besar. Situasi yang terjadi saat ini, disebut tidak pernah dihadapi Malaysia sejak lama.


Kepala-kepala departemen segera menggelar rapat darurat untuk membahas cara mengatur 1.158 migran, yang ditemukan di Pantai Langkawi pada Senin. Mereka bersiap untuk menghadapi skenario lebih buruk.


Laporan menyebutkan masih ada 8.000 migran, yang berada dalam kapal-kapal di laut dan menunggu untuk sampai di Malaysia, dalam beberapa hari mendatang.


Alwi mengatakan rapat darurat dipimpin Adenan Ab Rahman, dihadiri oleh wakil dari kepolisian, dewan keamanan nasional, departemen imigrasi, dan badan keamanan maritim Malaysia.


Wakil Menteri Dalam Negeri Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan berempati pada para migran, namun Malaysia tidak bisa terus menerima ribuan imigran ilegal dari Myanmar dan Bangladesh.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

Badan-badan di bawah kementerian dalam negeri, termasuk imigrasi, diyakini telah mendapat perintah untuk memperkuat keamanan di perbatasan laut dan darat, demi mencegah masuknya migran.
Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran

Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016