Sumber :
- REUTERS/Roni Bintang
VIVA.co.id
- Mendarat di pantai Aceh, Indonesia, menjadi kelegaan bagi ratusan migran yang meninggalkan Myanmar dengan kapal penangkap ikan, setelah tiga pekan yang mereka sebut penuh kekerasan oleh orang-orang Thailand.
Dilansir dari laporan
Reuters
, Jumat, 15 Mei 2015, Mohammad Husein yang mengaku telah meninggalkan Myanmar, sejak pertengahan April, memperlihatkan luka di kepalanya, bekas pukulan kru kapal yang menjanjikannya tiba di Malaysia.
Ada setidaknya 8.000 orang migran yang dilaporkan bergerak menuju selatan. Baru sekitar 2.500 orang yang sudah tiba di Indonesia dan Malaysia, selama sepekan terakhir. Artinya masih ada ribuan lagi yang masih di laut.
"Tolong, Anda harus membantu kami," kata Muhammad Solim, Senin, 11 Mei 2015, yang dihubungi
Reuters
melalui telepon selulernya. Dia mengatakan telah berada di lepas pantai Thailand selama lebih dari sepekan.
Dia bersama dengan 350 orang Rohingya lainnya di atas kapal. "Orang-orang dalam kondisi lemah dan mulai sekarat," kata Solim pada koresponden
Reuters
, yang mendapat nomornya dari aktivis Rohingya di Kuala Lumpur.
Percakapan dengan koresponden Reuters, itu seakan mengungkap adanya jaringan yang terbentuk antara para migran di Myanmar dan Bangladesh, dengan migran yang telah berada di Malaysia.
Halaman Selanjutnya
Ada setidaknya 8.000 orang migran yang dilaporkan bergerak menuju selatan. Baru sekitar 2.500 orang yang sudah tiba di Indonesia dan Malaysia, selama sepekan terakhir. Artinya masih ada ribuan lagi yang masih di laut.