Sumber :
- Reuters/Soe Zeya Tun
VIVA.co.id
- Pemerintah Myanmar membiarkan Ashin Wirathu, terus menyebarkan kebencian terhadap komunitas minoritas Rohingya, sekalipun itu merusak citra negara mereka di mata komunitas internasional.
Disebut dalam laporan
BBC , Januari 2015, banyak pihak yakin pemerintah Myanmar memberikan toleransi, karena Ashin mewakili pandangan yang populer, didukung sebagian besar warga Myanmar.
Disebut dalam laporan
Baca Juga :
Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran
Namun pemerintah Myanmar tidak dapat menyuarakan hal itu, karena alasan diplomatik, sehingga mereka membiarkan itu dilakukan oleh Ashin, penyebar kebencian di balik jubah biksu yang menjadi lambang kesucian.
Sekjen Liga Wanita Myanmar, Tin Tin Nyo, mengatakan Ashin memberikan reputasi buruk bagi negara, serta merusak citra jubah biksu yang dikenakannya. Sayangnya tidak banyak yang bisa diharap bakal mengecam Ashin.
Nyo mengatakan banyak wanita dan aktivis muda menentang keras apa yang dilakukan Ashin, tapi mereka mendapatkan resistensi dari generasi tua, termasuk orangtua mereka.
Generasi tua di Myanamr memiliki rasa hormat yang sangat besar terhadap biksu. Oleh karena itu, retorika kebencian Ashin hanya dapat dihentikan oleh komunitas biksu Buddha di Myanmar.
Halaman Selanjutnya
Namun pemerintah Myanmar tidak dapat menyuarakan hal itu, karena alasan diplomatik, sehingga mereka membiarkan itu dilakukan oleh Ashin, penyebar kebencian di balik jubah biksu yang menjadi lambang kesucian.