Sumber :
- VIVA.co.id/Zulkarnaini Muchtar
VIVA.co.id
- Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk bidang kependudukan, pengungsi dan migrasi, Anne C. Richard, pada hari Senin kemarin tiba di Indonesia untuk mencari solusi terkait arus "tsunami" imigran ilegal yang datang dari Bangladesh dan Myanmar. Begitu tiba di Indonesia, Richard langsung berkunjung ke TPI Lapang Camp, Provinsi Aceh.
Menurut informasi dari keterangan tertulis Kedutaan Besar AS di Jakarta yang diterima
VIVA.co.id
pada Selasa, 2 Juni 2015, Richard mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk mendukung upaya regional untuk mengatasi tantangan imigran ilegal.
Bantuan tersebut akan melengkapi dana sebelumnya yang telah dikucurkan dan nilainya mencapai hampir US$109 juta atau Rp1 triliun dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Richard menjelaskan, dana senilai Rp1 triliun telah diberikan Negeri Paman Sam untuk membantu warga Myanmar yang rentan, termasuk dari kaum Rohingya di Myanmar dan kawasan dimulai dari tahun fiskal 2014.
Dalam kunjungannya ke Aceh, Richard turut mengucapkan terima kasih pemerintah setempat dan nelayan lokal karena telah membantu imigran ilegal untuk mendaratkan ribuan imigran ilegal. Total sekitar 4.000 imigran ilegal telah mendarat di Malaysia dan Indonesia.
"Nelayan lokal telah memainkan peranan penting dan langsung dalam menyelamatkan imigran yang dalam beberapa kasus telah berada di laut selama beberapa bulan lamanya," kata dia.
Sementara, terkait dengan penempatan pengungsi Rohingya, Richard menjelaskan AS akan terus memimpin upaya tersebut bersama dengan badan PBB untuk penanggulangan pengungsi, UNHCR. Negeri Paman Sam secara implisit seolah menyatakan siap untuk menampung pengungsi Rohingya.
Selain berkunjung ke Aceh, Richard akan bertemu dengan Wakil Presiden, Jusuf Kalla dan pejabat tinggi lainnya untuk mendiskusikan isu ini. Richard juga dijadwalkan bertemu dengan Kepala UNHCR dan IOM. Mereka akan membahas mengenai situasi para imigran ilegal di kawasan.
Halaman Selanjutnya
Bantuan tersebut akan melengkapi dana sebelumnya yang telah dikucurkan dan nilainya mencapai hampir US$109 juta atau Rp1 triliun dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Richard menjelaskan, dana senilai Rp1 triliun telah diberikan Negeri Paman Sam untuk membantu warga Myanmar yang rentan, termasuk dari kaum Rohingya di Myanmar dan kawasan dimulai dari tahun fiskal 2014.