Sumber :
- The Guardian
VIVA.co.id
-
Dia melihat tepat pada saya, saya kira saya akan mati. Usianya mungkin 20 atau 25 tahun. Jarinya menekan picu senapan Kalashnikov dan selanjutnya terdengar suara peluru-peluru ditembakkan.
Dilansir dari laman Guardian
, Sabtu, 27 Juni 2015, Tom Richards (22) berhadapan langsung dengan salah satu pria bersenjata, yang melakukan penyerangan di kota resor Sousse, Tunisia, Jumat, 26 Juni.
Turis asal Inggris itu termasuk dalam salah satu korban selamat, dalam insiden yang menewaskan sedikitnya 38 orang dan 36 lainnya terluka, termasuk lima turis Inggris dan satu wanita asal Irlandia.
Tembakan pria bersenjata itu menghancurkan lantai marmer, yang pecahannya melukai Tom dan ibunya, Sam. "Saya tidak tahu mengapa dia berhenti, dia mungkin bisa membunuh semua orang," kata Tom dari Cheshire.
Ibunya melihat pintu toilet terbuka, lalu melompat masuk diikuti oleh Tom. "Tidak cukup sebagai tempat perlindungan. Pintu tidak akan dapat menghentikannya (penyerang)," ucap Sam.
Tom menggunakan tisu gulung di toilet, untuk membalut luka pada pergelangan kaki ibunya, kemudian luka di lengannya. Insiden terjadi hanya sehari setelah Tom tiba di hotel itu, bersama ibu dan adiknya Calum (16).
Dia dan Sam sedang berada dekat kolam renang, siang itu, ketika mendengar suara tembakan dari arah pantai. "Saya mendengar tembakan, tidak tahu apa yang terjadi, kemudian mengajak ibu untuk lari," kata Tom.
Baca Juga :
Polisi Lolos dari Maut Usai Ditembaki Teroris
Baca Juga :
Usai Ledakan, Tunisia Berlakukan Keadaan Darurat
Turis asal Inggris itu termasuk dalam salah satu korban selamat, dalam insiden yang menewaskan sedikitnya 38 orang dan 36 lainnya terluka, termasuk lima turis Inggris dan satu wanita asal Irlandia.
Tembakan pria bersenjata itu menghancurkan lantai marmer, yang pecahannya melukai Tom dan ibunya, Sam. "Saya tidak tahu mengapa dia berhenti, dia mungkin bisa membunuh semua orang," kata Tom dari Cheshire.
Ibunya melihat pintu toilet terbuka, lalu melompat masuk diikuti oleh Tom. "Tidak cukup sebagai tempat perlindungan. Pintu tidak akan dapat menghentikannya (penyerang)," ucap Sam.
Tom menggunakan tisu gulung di toilet, untuk membalut luka pada pergelangan kaki ibunya, kemudian luka di lengannya. Insiden terjadi hanya sehari setelah Tom tiba di hotel itu, bersama ibu dan adiknya Calum (16).
Dia dan Sam sedang berada dekat kolam renang, siang itu, ketika mendengar suara tembakan dari arah pantai. "Saya mendengar tembakan, tidak tahu apa yang terjadi, kemudian mengajak ibu untuk lari," kata Tom.
Jerman Razia Ekstremis Islam
Razia dilakukan karena Jerman mengalami beberapa serangan.
VIVA.co.id
10 Agustus 2016
Baca Juga :