Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Keputusan beberapa negara, termasuk Indonesia, yang memilih menghentikan pengiriman warganya ke Timur Tengah, mengakibatkan melonjaknya tarif jasa pekerja domestik di Uni Emirat Arab (UEA).
Seorang manajer perusahaan penyalur tenaga kerja di Dubai, Zakareya, yang dikutip
Emirates 24/7
pada Senin 29 Juni 2015, mengatakan permintaan pekerja rumah tangga (PRT) sangat besar.
Pekerja Filipina dipilih karena keahliannya, sedangkan Indonesia karena tarifnya yang relatif lebih rendah. Tapi beberapa sponsor dari Filipina dan Indonesia, telah mulai bertransaksi dengan sponsor baru.
"Contoh sponsor yang membawa PRT beberapa tahun lalu, menarik tarif kurang dari 10 ribu dirham. Sekarang mereka bisa meminta lebih dari 15.000-20.000 dirham, dengan menjual hak pada sponsor baru," kata Zakareya.
Pada kasus itu, para penyalur dapat memperoleh banyak keuntungan. Kenaikan tarif itu disebut tidak membuat permintaan berkurang, karena jumlah pekerja yang memang sangat terbatas.
Pekerja diklaim juga memperoleh untung, dengan kenaikan gaji yang mereka peroleh. Namun, bagian terbesar dari keuntungan, dipastikan menjadi milik sponsor, dibandingkan pekerja.
Zakareya tidak menjelaskan, apakah pekerja yang dialihkan dari sponsor satu ke sponsor lainnya, tidak akan memiliki persoalan dengan izin kerja, serta mendapatkan perlindungan hukum.
Hessa Humaid, wanita UEA berusia 27 tahun dari Sharjah, mengatakan putus asa dalam mencari PRT, sehingga bersedia membayar mahal jika bisa langsung memperoleh pekerja.
Dia menyebut, tidak dapat menunggu lama untuk PRT baru, yang jika melalui prosedur membutuhkan waktu lebih dari empat bulan, bagi seorang PRT baru untuk memperoleh izin bekerja. (asp)
Halaman Selanjutnya
Pekerja Filipina dipilih karena keahliannya, sedangkan Indonesia karena tarifnya yang relatif lebih rendah. Tapi beberapa sponsor dari Filipina dan Indonesia, telah mulai bertransaksi dengan sponsor baru.