Polisi Australia Laporkan Dua Pilot Indonesia Gabung ISIS

Militan ISIS menggunakan tank tempur.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Polisi Federal Australia (AFP) menyatakan ada dua pilot Indonesia yang telah bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS).

RS Bersalin di Suriah Dihantam Bom Saat Operasi Caesar

Mereka diyakini dapat menimbulkan ancaman bagi kemanan internasional. Laporan intelijen ini bocor dan beredar di majalah online, The Intercept.

Dilansir Sidney Morning Herald, Kamis 9 Juli 2015, dokumen rahasia kepolisian Federal Australia membagikan dokumen tertanggal 18 Maret 2015 berjudul 'Identifikasi pilot Indonesia dengan kemungkinan pandangan ekstremis' itu ke aparat keamanan di Turki, London, Amerika Serikat dan Europol.

Salah satu pilot diyakini telah melakukan perjalanan ke Australia dari sekian banyak tujuannya ke seluruh dunia. Bahkan dokumen itu menampilkan gambar di halaman Facebook-nya ketika ia berpose di depan Opera House Sydney tahun lalu.

Pilot kedua dilaporkan adalah mantan pilot AirAsia Indonesia yang menikah dengan mantan pramugari di perusahaan yang sama. Kini diklaim tinggal di Raqqa, Suriah Timur.

"Pilot kru udara dan yang lainnya, dengan akses dalam lingkungan penerbangan, bisa menjadi ancaman yang nyata jika mereka teradikalisasi," isi laporan dokumen AFP itu.

"Akses dan pengetahuan soal keamanan dan keselamatan memberi mereka kemampuan penyerangan seperti yang disaksikan dalam berbagai tragedi global di masa lalu. Perlu dicatat, majalah al-Qaidah Inspire edisi terbaru aktif mendorong serangan di lingkungan penerbangan," lanjut AFP.

Sayangnya, ketika dihubungi oleh Fairfax Media, juru bicara AFP menolak untuk mengomentari masalah intelijen.

"AFP mempertahankan hubungan yang kuat dengan mitra dalam dan luar negeri. Kami menghormati penegakan hukum untuk menjamin keamanan yang sedang berlangsung di Australia baik di dalam dan luar negeri Australia."

Dua pilot asal Indonesia yang berteman

Rusia Bantah Serang Kamp Pengungsi Suriah

Juru bicara itu tidak menanggapi pertanyaan spesifik tentang apakah laporan itu asli atau tidak.

Laporan AFP bulan Maret tahun ini menyatakan bahwa dua pilot itu bernama Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih. Dugaan itu keluar karena AFP memantau akun Facebook mereka dan menunjukkan dukungan terhadap ISIS.

"Setelah meninjau isi dari kedua account itu diketahui bahwa mereka kemungkinan telah terpengaruh unsur radikal. Setidaknya dinilai dari lingkungan online dan hasilnya bisa mengancam keamanan," lanjut laporan AFP.

Turki Dorong Perkuat Kerja Sama Antarnegara Islam

Laporan AFP menyatakan bahwa Ridwan menjadi pilot AirAsia sejak tahun 2010 dan terbang di rute-rute internasional, seperti Hong Kong dan Singapura. Sebelum akun Facebooknya ditutup, dia memposting beberapa fotonya menggunakan seragam pilot di depan pesawat AirAsia

Dia diyakini telah membuat akun Facebook lainnya dengan nama berbeda, dan kota tinggalnya sekarang adalah Raqqa, Suriah. Istrinya, Diah Suci Wulandari adalah mantan pramugari AirAsia.

Kepada Intercept, AirAsia mengatakan bahwa Ridwan Agustin dan Dian Suci Wulandari sudah bukan lagi karyawan AirAsia Indonesia.

"Karena itu kami tidak bisa berkomentar lebih jauh." ujar pihak AirAsia dalam laporan itu.

Laporan AFP menyatakan bahwa tulisan media sosial Ridwan berubah dari September 2014, ketika ia mulai menunjukkan materi mendukung ISIS.

Dia mulai berteman dan berinteraksi dengan para pendukung ISIS lainnya, salah satunya adalah Heri Kustyanto yang diduga anggota Jemaah Islamiyah dan sekarang berperang dengan ISIS di Irak dan Suriah.

Pada saat itulah, pilot kedua, Tommy Abu Al Fatih mulai terlibat dengan me-Like banyak status Ridwan.

Laporan itu menyatakan bahwa Tommy Abu Alfatih diyakini telah lulus dari sekolah penerbangan Indonesia pada 1999, dan bekerja sebagai pilot untuk Angkatan Udara Indonesia sebelum menerbangkan pesawat untuk maskapai PremiAir. Dari akun Facebooknya yang ditelusuri AFP, Tommy diduga masih tinggal di Indonesia.

"Foto yang di posting menunjukkan perjalanan keliling dunia, kemungkinan besar sebagai pilot, termasuk ke Australia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika Serikat,” laporan AFP.

Salah satu foto, tanggal 17 Agustus tahun lalu, menunjukkan dia berpose di depan Opera House.

“Pada pertengahan 2014 postingannya meningkat pada perhatiannya atas keluhan dari nasib umat Islam di seluruh dunia. Pada desember 2014 barulah muncul materi pro-ISIS,” lanjut laporan AFP

Dalam satu postingan, ia menggambarkan polisi sebagai "ansharu thagut", laporan AFP mengatakan istilah itu berarti “menggambarkan polisi sebagai pembantu pemerintah untuk menindas”.

PremiAir mengatakan pada The Intercept, Abu Alfatih atau Tommy Hendratmo telah berhenti bekerja untuk perusahaan itu sejak 1 Juni 2015. Sayangnya, saat dihubungi The Intercept melalui akun Facebooknya, Ridwan maupun Tommy tidak menanggapi.

"Kami dengar dia simpatisan ISIS," ujar pihak PremiAir pada The Intercept. (ase)

Sabtu pekan lalu, Pentagon memprotes Moskow atas serangan udara.

Helikopter Rusia Ditembak Jatuh

Di area jatuh, sedang terjadi perang antara pemberontak dan militer.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016