Sumber :
- Reuters/Athit Perawongmetha
VIVA.co.id
- Sebagian dari 109 orang Uighur yang dideportasi dari Thailand ke China, pada Juli lalu, menyerang polisi Thailand dan China saat dibawa masuk ke pesawat, untuk diterbangkan kembali ke Xinjiang.
Pemerintah Xinjiang yang dikutip
Reuters
, Selasa, 4 Agustus 2015, mengatakan serangan itu terjadi karena adanya keresahan, bahwa mereka akan dieksekusi begitu tiba kembali di Xinjiang.
Keputusan Thailand mendeportasi orang Uighur pada Juli lalu, telah memicu kemarahan Turki, serta kecaman dari kelompok-kelompok HAM, yang khawatir mereka akan mendapat perlakuan buruk.
Pada laporan panjang yang dimuat situs Tianshan, pemerintah Xinjiang mengatakan rumor menyebar seperti kebakaran hutan, diantara orang-orang Uighur yang menunggu dideportasi.
Termasuk rumor bahwa mereka akan dieksekusi mati. "Beberapa orang menggunakan ini (isu tentang eksekusi), untuk memprovokasi serangan pada polisi Thailand dan China," kata pejabat pemerintah Xinjiang.
Seorang Uighur bernama Kudusi Tuohutiyusufu, mengatakan kondisi mentalnya sudah lebih tenang saat kembali ke Xinjiang. Menurutnya apa yang terjadi, tidak seperti berbagai isu yang dihembuskan.
Baca Juga :
Mengenal NPD, Gangguan Kepribadian Narsistik yang Membuat Seseorang Terlalu Percaya Diri
Media-media asing dinilai sangat bias dalam membuat pemberitaan. Banyak isu yang dilebihkan, untuk berbagai kasus di negara-negara ketiga, sementara ada beberapa kasus penting di negara-negara Barat yang justru tidak diberitakan.
Halaman Selanjutnya