Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) 70 tahun silam, 6 Agustus 1945, meluluhlantakkan Hiroshima. Pelakunya berdalih, serangan yang menewaskan lebih dari 140.000 jiwa itu perlu dilakukan demi alasan kemanusiaan.
Sementara, bagi sebagian orang, serangan itu merupakan kejahatan atas kemanusiaan. Apalagi korbannya sebagian besar adalah warga sipil, terutama wanita dan anak-anak. Hal ini memicu pertanyaan besar hingga kini tentang moral dan kemanusiaan.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Bom Hidrogen vs Bom Atom, Ini Bedanya
Sementara, bagi sebagian orang, serangan itu merupakan kejahatan atas kemanusiaan. Apalagi korbannya sebagian besar adalah warga sipil, terutama wanita dan anak-anak. Hal ini memicu pertanyaan besar hingga kini tentang moral dan kemanusiaan.
Baca Juga :
Benarkah Bom Atom yang Memaksa Jepang Menyerah?
Tapi di sisi lain, serangan bom atom di Hiroshima yang kemudian disusul bom atom kedua di Nagasaki, 9 Agustus 1945, memberi makna bagi banyak orang terjajah, termasuk Indonesia yang dapat segera mendeklarasikan kemerdekaan.
Sejak serangan itu, Jepang harus membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran. Beberapa foto yang dilansir
Reuters
, 6 Agustus 2015, memperlihatkan kondisi Hiroshima setelah serangan bom atom, dan 70 tahun kemudian.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tapi di sisi lain, serangan bom atom di Hiroshima yang kemudian disusul bom atom kedua di Nagasaki, 9 Agustus 1945, memberi makna bagi banyak orang terjajah, termasuk Indonesia yang dapat segera mendeklarasikan kemerdekaan.
