Polisi Pakistan Dituduh Lindungi Tersangka Pedofilia

Ilustrasi anak
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Pengacara korban skandal pelecehan anak di Pakistan, menuduh polisi melindungi para tersangka. Sementara itu, sejumlah aktivis memperingatkan kasus yang terungkap hanya merupakan puncak gunung es.

Dikutip dari laman Emirates 24/7 pada Selasa, 11 Agustus 2015, setidaknya 280 anak direkam sedang mengalami pelecehan seksual, oleh kelompok yang terdiri atas 25 orang pria.

Latif Ahmed Sara, aktivis dan pengacara yang mewakili para korban, mengatakan, ratusan rekaman video digunakan para pelaku, untuk memeras orangtua anak-anak itu.

Shahbaz Sharif, menteri kepala Provinsi Punjab, di mana pelecehan terjadi, telah memerintahkan penyelidikan independen. Perdana Menteri, Nawaz Sharif, juga menjanjikan tindakan tegas bagi mereka yang terlibat.

Namun, diduga kuat ada pengaruh politik yang besar untuk menutupi kasus. Desa Hussain Khanwala, yang menjadi pusat perhatian dalam skandal, merupakan basis kuat Partai Liga Muslim Pakistan (PML-N).

Para pelaku diyakini mendapat perlindungan. "Polisi melindungi para kriminal, mereka (polisi) mendukung mereka (pelaku) dan memberikan mereka kesempatan untuk melarikan diri dari desa," kata Sara.

Biro Perlindungan Anak Punjab, Saba Sadiq, menggambarkan kasus itu sebagai skandal pelecehan anak terbesar dalam sejarah Pakistan. Namun, hasil penyelidikan polisi sangat mengejutkan banyak pihak.

Polisi yang melakukan penyelidikan pekan lalu, atas permintaan pemerintah provinsi, menyebut tuduhan skandal pelecehan anak tidak berdasar, yang segera mendapat reaksi dari media dan aktivis HAM.

Kepala Polisi Distrik, Rai Baber Saeed, mengatakan, kepolisian melakukan yang terbaik. Tapi, dia menuduh aktivis dan media telah melebih-lebihkan kasus.

Berkas Lengkap, Saipul Jamil Dibawa ke Kejaksaan

Menurut dia, itu hanya kasus lama, yang diangkat lagi terkait perselisihan lahan.

Para pelaku disebut berusaha memeras orangtua korban, dan mengancam akan menjual klip video seharga 40 rupee pada publik, jika para orangtua tidak mau membayar uang yang mereka minta.

"Mereka membuat video putra saya pada 2011, dan memeras kami sejak itu," kata seorang perempuan, ibu salah satu korban. Aktivis mengatakan, kasus pelecehan anak adalah persoalan yang menyebar di Pakistan.

Namun, masalah sulit untuk diatasi, karena sebagian besar korban takut untuk berbicara. Konsep kehormatan keluarga sangat penting dalam masyarakat Pakistan. Banyak orang takut mendapat malu untuk mengaku sebagai korban.

Aktivis dari Sahil, Mumtaz Hussain, mengatakan, ada lebih dari 3.500 kasus yang tercatat pada 2014, yang artinya ada hampir 10 anak menjadi korban pelecehan setiap harinya.

Namun, Mumtaz yakin, jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, bahkan dapat mencapai 10.000 kasus. "Sangat sedikit yang dilaporkan, karena hambatan budaya, sosial, dan agama," katanya.

Seks adalah topik yang tabu untuk dibicarakan di Pakistan. Aktivis HAM Samar Minallah mengatakan, keengganan untuk membahasnya, menjadikan mudahnya kasus pelecehan terjadi.

"Bagaimana seorang anak akan aman, jika dia tahu orangtuanya, budaya, dan norma-norma sosial mengharuskannya untuk tetap bungkam, demi menjaga kehormatan keluarga?" ujar Samar.

Saipul Jamil siap hadapi sidang perdana

Saipul Jamil Siap Dipindahkan ke LP Cipinang

Saipul Jamil tersandung kasus pelecehan seksual.

img_title
VIVA.co.id
4 April 2016