Viagra Perempuan Resmi Masuk Pasar Obat AS

Ilustrasi pil.
Sumber :
  • Reuters/Srdjan Zivulovic
VIVA.co.id
2-3-1969: Militer Soviet dan China Terlibat Baku Tembak
- Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui obat untuk meningkatkan libido bagi perempuan yaitu Filbanserin. Obat yang kerap disebut sebagai "viagra perempuan" diracik untuk membantu wanita yang akan memasuki masa menopause guna memperoleh kembali dorongan seksual dengan meningkatkan tingkat zat kimia di bagian otak. 

KTT AS-ASEAN, Pertemuan Besar Bermakna Ganda
BBC edisi Rabu, 19 Agustus 2015 melansir, kendati telah disetujui, tetapi obat itu kerap dikritik memiliki efek samping. Obat tersebut sempat dua kali ditolak oleh FDA, karena memiliki efek samping seperti mual, pusing, dan bisa menyebabkan orang yang mengonsumsinya pingsan. 

Intelijen AS Sebut Anggota ISIS Makin Berkurang
Sementara itu, versi pil obat tersebut yang dipasarkan dengan merek "Addyi" kerap ditolak berulang kali oleh FDA. Perempuan mengonsumsi obat itu antara separuh dan satu tablet per bulan, ketika akan berhubungan intim. Para ahli menyebut hasil dari konsumsi obat itu biasa saja. 

Obat viagra perempuan itu dibeli oleh perusahaan obat bernama Sprout, walaupun kali pertama diproduksi oleh perusahaan farmasi Jerman, Boehringer Ingelheim. Namun, FDA menolak obat itu ketika diproduksi oleh Boehringer Ingelheim. 

Dalam dokumen rapat FDA pada 4 Juni lalu menjelaskan tujuan dari diraciknya obat itu sebagai cara pengobatan terhadap gangguan hasrat seksual (HSDD) bagi perempuan yang akan memasuki masa menopause. Biasanya, konsumen perempuan akan mengonsumsinya setiap malam. 

Dokter telah menyatakan perempuan yang mengonsumsi pil itu diketahui menderita gangguan, karena kurangnya fantasi dan keinginan seksual, sehingga menyebabkan mereka menjadi stres. 

Hingga saat ini, belum ada obat apa pun di pasaran yang digunakan untuk mengobati HSDD. "Kondisi ini jelas merupakan kebutuhan medis yang harus dipenuhi," tulis FDA dalam dokumen itu. 

Di situ, Sprout berupaya untuk mengisi celah. Perusahaan farmasi raksasa seperti Pfizer, Bayer, dan Proctor & Gamble telah mempelajari pengobatan untuk menyembuhkan gangguan hasrat seksual. Tetapi, semua perusahaan itu malah mengabaikan rencana untuk memproduksi obat tersebut. 

Akhirnya, peluang itu diambil Sprout, perusahaan farmasi yang hanya memiliki 25 pegawai. 

Chief Executive Officer (CEO), Sprout, Cindy Whitehead, mengatakan, mereka akan mempromosikan Addyi secara berhati-hati. 

"Kami tidak ingin seorang pasien tidak merasakan manfaaat ketika mengonsumsi obat itu, lalu mengatakan kepada orang lain obat tersebut tidak berfungsi," kata Whitehad. 

Lobi Sprout ke FDA turut didukung oleh kelompok aktivis perempuan, Even the Score, yang menuding FDA melakukan kebijakan bias berdasarkan jenis kelamin. Salah satu kebijakan yang dituding Even the Score yakni dengan memproduksi obat viagra bagi pria tetapi tidak untuk perempuan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya