Obama Kembali Desak Senat Sahkan UU Pengendalian Senjata

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria
VIVA.co.id
Wanita Tembak Diri Sendiri Saat Pose Snapchat
- Gedung Putih pada Rabu kemarin kembali menyampaikan seruan agar Amerika Serikat memiliki aturan yang lebih ketat dalam kepemilikan senjata api. Pernyataan itu dilontarkan oleh juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest karena terkait aksi penembakan dua jurnalis asal Virginia ketika mereka tengah menampilkan wawancara langsung. 

Penembakan Brutal di Texas, 1 Tewas 3 Luka Parah
Harian The Guardian, Kamis, 27 Agustus 2015 melansir UU Pengendalian Senjata Api menjadi salah satu bentuk rasa frustasi dari Presiden Barack Obama, karena dia sudah mencoba menggolkan aturan itu, namun ditolak tahun 2013 lalu. 

Hilang di China, Pria Asal Inggris Ditemukan Tewas
Saat itu, Obama mengatakan hasil penolakan tersebut sebagai hari yang memalukan bagi Amerika. Dia menyatakan lobi senjata api dan sekutunya sengaja berbohong mengenai UU tersebut dan para senator yang memilih untuk "menolak" UU itu telah terintimidasi dan menyerah pada politik. 

Terapi Asosiasi Pemilik Senjata Api, NRA, yang mewakili para pemilik senjata api menentang UU itu dan menyebutnya sebagi pelanggaran konstitusi.

"Ini menjadi contoh lain dari tindak kekerasan senjata yang menjadi begitu umum di masyarakat baik besar dan kecil di seluruh AS," kata Earnest. 

Dia menambahkan tidak ada aturan yang akan mengakhiri semua tindak kekerasan di AS jika tidak ada langkah sesuai akal sehat yang hanya bisa dilakukan oleh Kongres. 

"Padahal, langkah tersebut akan berdampak nyata dalam mengurangi kekerasan senjata di AS," Earnest menambahkan. 

Politisi terkenal lain yang menolak terhadap tindak kekerasan menggunakan senjata adalah calon Presiden untuk tahun 2016, Hillary Clinton. Dia berkicau di akun Twitter mengenai aksi tersebut. 

Clinton mengatakan dia sedih dan marah usai terjadi aksi penembakan itu dan meminta pemerintah untuk bertindak. Dia menyebut aksi penembakan itu turut berdampak kepada dirinya. 

"Kita harus melakukan sesuatu mengenai kekerasan dengan senjata dan saya akan membawa (misi) ini. Ada beberapa orang yang tahu dan menghadapinya, tetapi kemudian memilih pergi," kata Clinton. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya