VIDEO: Jerman Tidak Wajibkan Pengungsi Suriah Pindah Agama

Pengungsi Suriah tengah berada di stasiun Padborg, Denmark selatan
Sumber :
  • REUTERS/Claus Fisker/Scanpix Denmark
VIVA.co.id
Menteri Jerman: Pemakaian Burkini di Sekolah Harus Diizinkan
- Di tengah serbuan pengungsi asal Timur Tengah, utamanya Suriah, yang membanjiri Jerman, muncul isu Pemerintah Negeri Panser memberlakukan syarat khusus bagi para pengungsi. Mereka diminta untuk berpindah agama dari Muslim ke Kristen jika ingin diberi suaka politik. 

Mendagri Baru Jerman: Islam 'Tidak Punya' Tempat di Jerman
Dikutip dari laman Dailymail, akhir pekan lalu kini di beberapa gereja di Jerman penuh dengan jemaat berwajah Timur Tengah. Kebanyakan merupakan migran yang datang dari Iran dan Afghanistan. Dari foto yang diunggah di Dailymail, terlihat satu keluarga yang tengah mengikuti proses pembaptisan di Gereja Trinity di Berlin. 

Wanita Sadis, Tiap Melahirkan Masukkan Bayinya ke Freezer
Mereka berpendapat dengan berpindah keyakinan bisa memperoleh peluang lebih besar untuk dikabulkan permohonan suakanya. Sementara, mereka tak ingin kembali ke negaranya, karena akan menghadapi tindakan penindasan jika ke sana karena memeluk agama Kristen. 

Salah satu pengungsi yang memutuskan pindah agama diketahui bernama Mohammed Ali Zonoobi. Dia dibaptis oleh Pastor Gottfried Martens.

Zonoobi yang bekerja sebagai seorang tukang kayu dari kota Shiraza, Iran, tiba di Jerman bersama istri dan dua anaknya lima bulan lalu. Tetapi, rupanya berpindah keyakinan pun tak menjamin peluang memperoleh suaka terbuka lebih lebar. 

Salah satunya dialami jemaat bernama Vesam Heydari. Semula dia mengajukan permohonan suaka di Norwegia dan berpindah keyakinan di sana tahun 2009 lalu. 

Namun, permohonan suakanya ditolak, sebab otoritas Norwegia tidak yakin dia akan diperlakukan diskriminatif di Iran hanya karena beragama Kristen. Kini, dia memutuskan mencari suaka ke Jerman dan tengah menanti keputusan. 

"Sebagian besar warga Iran di sini berpindah keyakinan bukan karena tanpa tujuan. Mereka hanya ingin tinggal di Jerman," kata Heydari. 

Alasan Jerman dijadikan tujuan utama pengungsi, karena Negeri Panser itu secara sukarela menerima mereka. Bahkan, tahun ini diprediksi Jerman akan menerima 800 ribu pengungsi. Dibandingkan dengan negara Eropa lain seperti Denmark dan Hungaria, Jerman membuka tangannya lebar-lebar terhadap pengungsi.

Hal tersebut bukan tidak disadari oleh Pastor Martens. Tidak diketahui dengan jelas berapa jumlah umat Muslim yang memilih berganti keyakinan dalam beberapa tahun terakhir di Jerman. Tetapi, jumlahnya tergolong kecil jika dibandingkan dengan total umat Muslim di Negeri Panser yang mencapai 4 juta orang.

Martens pun mengaku perubahan itu merupakan suatu keajaiban. Dia mengatakan paling tidak sekitar 80 orang, kebanyakan berasal dari Iran dan Afghanistan, menanti untuk dibaptis.

"Saya tahu ada beberapa orang, lagi dan lagi, yang datang kemari karena mereka berharap bisa memperoleh suaka. Saya mengundang mereka kemari untuk bergabung karena tahu apa pun yang terjadi tidak akan mengubah apa pun," kata Martens. 

Hal tersebut juga telah disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dengan mengubah keyakinan menjadi seorang Kristiani pun tidak menjamin pelamar suaka akan dikabulkan. Terlebih Merkel menyebut Islam telah menjadi bagian dari Jerman. 

Hal serupa juga dilaporkan oleh kontributor tvOne di Jerman, Miranti Hierschman. Miranti melaporkan Merkel tidak pernah mewajibkan agar pengungsi berpindah keyakinan. Jika mereka melakukan hal itu, maka keputusan tersebut dilakukan atas dorongan pribadi. 

Klik videonya

"Ini adalah kesadaran atau inisiatif pribadi dari pengungsi. Saya tidak pernah mendengar ada paksaan atau imbauan dari Pemerintah Jerman untuk berpindah agama agar izin tinggalnya diproses," ujar Miranti. 

Dia juga menambahkan tidak ada kebijakan yang merujuk kepada agama tertentu, agar permohonan suakanya diterima. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya