Kesal Aturan Lapas, Tahanan 'Berdemo' di Atap Penjara

Stuart Hormer
Sumber :
  • mirror.co.uk

VIVA.co.id - Seorang tahanan penjara di Manchester, Inggris, marah dengan peraturan baru yang diberlakukan oleh kepala penjara. Ia kemudian "berdemonstrasi" di atas atap gedung lapas, dan berjanji akan tinggal di sana selama 40 hari.

Menurut The Manchester Evening News, Selasa 15 September 2015, aksi ini dilakukan oleh Stuart Hormer, karena marah dengan kebijakan penjara yang hanya memberi waktu pada tahanan selama satu jam di luar sel. Sisanya, selama 23 jam mereka wajib berada di dalam sel.

Dari atas atap gedung, Hormer terus berteriak-teriak. Ia mengatakan aksi tersebut dilakukan demi membela kepentingan seluruh penghuni dan keluarga mereka yang ingin menjenguk. Hormer berjanji akan terus berada di atas atap selama 40 hari.

"Saya melakukan ini atas nama seluruh penghuni penjara. Singkirkan aturan tersebut. Saya sudah muak, dan saya ingin mengganti sejarah," katanya.

Aksi tahanan berusia 35 tahun ini menarik perhatian media. Ia juga mendapat dukungan dari keluarga penghuni yang lain. Malam kedua saat Hormer melakukan aksinya, keluarga penghuni menemaninya dari luar penjara.

Salah Mengira Kuil sebagai Masjid, Diplomat Inggris Dikecam

Mereka memainkan musik yang berdentam-dentam, menyalakan kembang api dan memainkan sinar laser.

Stuart Hormer dipenjara seumur hidup sejak tiga tahun lalu, karena menembak pamannya hingga tewas. Hormer sebelumnya berada di penjara biasa, namun ia dipindahkan ke penjara kelas A karena mencoba melarikan diri.

Ibu Hormer mengakui cara protes yang dipilih anaknya memang salah. Namun, ia juga tak mendukung kebijakan penjara yang menurutnya memberatkan penghuni lapas.

Menanggapi aksi Hormer, juru bicara penjara mengatakan, "Selama lima pekan terakhir, enam staf penjara dan 19 tahanan diserang, serta tercatat 15 kejadian terkait melukai diri sendiri. Itu sudah jadi petunjuk, ada kondisi yang sudah sangat mendesak untuk diatasi."

Dokter Barton.

Pensiunan Dokter Diduga Tewaskan Ratusan Pasien

Ia dikabarkan memberi dosis morfin berlebih sepanjang 1998-2000.

img_title
VIVA.co.id
18 Juni 2018