Australia Berharap Indonesia Tingkatkan Kuota Impor Sapi

Menteri Perdagangan Australia, Andrew Robb
Sumber :
  • abc.net.au
VIVA.co.id
Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia
- Menteri Perdagangan Australia, Andrew Robb, pada hari ini mulai melakukan kunjungan bilateral ke Indonesia. Ini merupakan kunjungan pertama Robb di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Malcolm Turnbull. 

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Dikutip dari harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Senin, 21 September 2015, Robb mengatakan di bawah pemerintahan Turnbull, hubungan Negeri Kanguru dan Indonesia akan memasuki dimensi baru. Banyak kesan positif dan harapan terhadap Turnbull, yang bisa memperbaiki hubungan kedua negara. 

Indonesia dan Australia Intensif Bicarakan Terorisme
Dia mengatakan, sebenarnya hubungan kedua negara telah dimulai sejak awal saat Australia diperintah oleh Tony Abbott. Namun, kemudian hubungan tersebut menjadi hambar. 

"Saya pikir, Malcolm Turnbull memiliki sebuah karier yang dibangun berdasarkan keterlibatan internasional dengan bisnis, pertumbuhan, dan hubungan internasional. Saya pikir, dia akan membawa dimensi baru kepada pembangunan hubungan kedua negara dan itu semua hal yang baik," ujar Robb ketika ditemui di kediaman Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. 

Bagi Robb, hubungan perdagangan dengan Indonesia begitu penting. Saking pentingnya, Robb memilih untuk tetap mengunjungi Jakarta, padahal di saat bersamaan, ia seharusnya berada di Canberra untuk ikut upacara pelantikan kabinet baru Turnbull. 

"Tentu, saya telah berbicara dengan Perdana Menteri. Dia menginginkan semua orang untuk hadir, tetapi, dia juga menilai hal ini sebagai prioritas," kata Robb. 

Salah satu prioritas yang ingin direalisasikan, yakni mendorong agar Indonesia memberi lebih banyak lagi izin kuota impor sapi hidup dari Australia. Sebelumnya, Australia dibuat terkejut, sebab, Indonesia memangkas kuota impor sapi hidup di paruh kedua. Jika semula paruh kedua pada tahun lalu mencapai 250 ribu ekor, tahun ini hanya mencapai 50 ribu ekor. 

Indonesia membela diri kebijakan itu, demi bisa mandiri dan menggunakan stok sapi dalam negeri. Robb berharap, alokasi di kuarter keempat, kuota impor sapi hidup bisa meningkat. 

"Saya sangat yakin, kedua negara sangat dekat dan memahami. Sebab, kuota 12 bulan menjadi minat dan kepentingan berbagai pihak," ujar Robb. 



Jika kuota direncanakan dengan baik, eksportir Australia juga bisa menyusun rencana agar bisa memenuhi kebutuhan, misalnya jelang bulan Ramadhan. Dari hal itu, juga tersedia peluang baru untuk berinvestasi dan berbagi pengalaman dalam membangun program pengembangbiakan hewan ternak. 

"Jika Anda berhasil menuntaskan pasar sapi hidup dan kita terus lanjut mendapatkan perusahaan besar Indonesia, bahkan mereka mau membeli peternakan sapi di Australia, kita akan memperoleh pemahaman yang lebih jelas di antara dua negara mengenai kesepakatan dan kesulitan, tantangan, dan peluang," papar Robb. 

Dia pun menjamin, ke depan tidak ada lagi tantangan yang dialami oleh Indonesia. 

"Sayangnya, kita pernah melihat perdagangan dihentikan dari Australia beberapa tahun lalu. Hal tersebut, tidak akan pernah lagi terjadi. Saya rasa, publik telah belajar dari pengalaman masa lalu," kata Robb. 

Isu domestik yang sebelumnya sempat berpengaruh perdagangan dari Indonesia, juga telah diakhiri. Tetapi, Robb mengakui, masih terdapat kekhawatiran mengenai harga dan posisi produsen sapi lokal. 

Robb akan kembali berkunjung ke Indonesia pada November nanti, dengan meimpin delegasi bisnis terbesar Australia. Dia berharap, bisa mengembangkan lebih banyak perusahaan di Indonesia ketimbang di Dubai, Uni Emirat Arab. 

"Kita memiliki 265 perusahaan di sini. Tetapi, kita malah memiliki perusaahan lebih banyak di Dubai, ketimbang di seluruh area Indonesia, hal tersebut sangat tak masuk akal," kata Robb. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya