Sumber :
- Reuters/Recep Yilmaz
VIVA.co.id
- Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Senin, 12 Oktober 2015, mendesak Turki untuk lebih proporsional dalam merespons serangan teroris. Namun, NATO mengakui Turki sebagai negara yang paling menderita, dibanding negara anggota NATO lainnya, akibat krisis yang melanda Timur Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan Stoltenberg di Norwegia untuk menyikapi ledakan bom kembar di kota Ankara, ibu kota Turki. Ledakan tersebut menewaskan 97 orang.
Baca Juga :
Baghdad Diguncang Bom Bunuh Diri
Baca Juga :
Pelaku Bom Brussels 'Selfie' dengan Merkel?
Meski tak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, namun Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, mengatakan kepada stasiun NTV, fokus mereka adalah pada kelompok ISIS.
"Serangan ini tak menargetkan pada kelompok khusus. Ini adalah serangan yang ditujukan pada seluruh negara dan menyerang persatuan kita. Turki adalah negara yang mampu menjaga perdamaian di seluruh wilayahnya," kata perdana menteri.
Atas serangan tersebut, Turki mengabarkan masa berkabung selama tiga hari. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Meski tak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, namun Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, mengatakan kepada stasiun NTV, fokus mereka adalah pada kelompok ISIS.