RI Belum Mau Terima Bantuan China & Rusia, Mengapa?

Pesawat asing dilibatkan dalam penanganan kabut asap di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih membicarakan bentuk bantuan yang ditawarkan oleh Tiongkok dan Rusia. Sebab, bantuan yang diterima oleh Rusia adalah bantuan komersial, sedangkan Tiongkok menawarkan bantuan yang tidak sesuai kebutuhan Indonesia.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir ketika memberikan keterangan tertulis di gedung Kemlu pada Kamis 15 Oktober 2015. Bantuan yang ditawarkan oleh Rusia berupa pesawat amfibi Be-200 yang dapat lepas landas dan mendarat di atas permukaan air. Namun, Rusia menawarkan bantuan tersebut tidak secara cuma-cuma, melainkan Indonesia harus menyewa. 

Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi
"Pesawat dari Rusia adalah milik swasta yang sangat canggih. Pesawat amfibi itu bisa mendarat di air untuk langsung mengangkut air dan melakukan pemadaman," kata Arrmanatha. 

Sementara, bantuan yang ditawarkan Tiongkok adalah pesawat yang memiliki kapasitas angkut air sebanyak 3.500 liter air. Sedangkan, Indonesia membutuhkan pesawat dengan kemampuan mengangkut air mencapai 10 ribu liter air.

Indonesia akhirnya bersedia menerima bantuan dari negara asing usai sebelumnya menolak bantuan itu dengan alasan memiliki kemampuan dan peralatan yang mumpuni. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi kemudian menghubungi secara khusus lima negara sahabat untuk membantu proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Indonesia. Lima negara yang dihubungi Retno yakni Australia, Singapura, Malaysia, Rusia dan Tiongkok. 

Tetapi, belakangan Jepang dan Thailand turut menawarkan bantuan. Australia sudah mengirimkan pesawat jenis Hercules L-100 yang dinamakan "Thor". Pesawat itu sudah mulai bertugas di kawasan Palembang, Sumatera Selatan pada Rabu kemarin. 

Sedangkan, Singapura menawarkan bantuan pesawat CL415 Bombardier dengan membawa 21 personil, terdiri dari 12 kru penerbang, 8 teknis dan 1 wartawan dari Malaysia. Selain itu, Negeri Singa juga mengirimkan 1 heli Dolphin dengan 4 kru penerbang.

Sementara, Malaysia menawarkan bantuan pesawat water bombing yang bisa mengangkut 6.000 liter air. Pemerintah Jepang, ujar Arrmanatha akan menawarkan zat kimia yang dapat memadamkan api. 

"Bantuan tersebut akan tiba pada hari Jumat esok. Bantuan akan kami teruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata dia. 


Terkait dengan bantuan yang bersifat komersial, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia bersedia untuk menerima bantuan tersebut.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya