Usai Tragedi Paris, Warga AS Tak Terpengaruh Islamophobia

Tricolore Menara Eiffel untuk Hormati Korban Serangan Paris
Sumber :
  • Reuters/Benoit Tessier
VIVA.co.id
Capres Demokrat Dorong Kerja Sama Tumpas ISIS
- Salah seorang pengajar asal Indonedia yang bekerja di Amerika Serikat, Mohammad Ali, menepis adanya Islamophobia atau ketakutan akan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari di sana. Menurut pengajar di Universitas Riverside, California, Islamophobia hanya dihebohkan oleh masyarakat dunia melalui media sosial saja. 

Trump: Putin Pemimpin Kuat, Obama Lemah
Ditemui di Pusat Kebudayaan AS di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Mohammad mengatakan selama tinggal di Negeri Abang Sam, dia tidak pernah mengalami Islamophobia.

Donald Trump: Islam Benci Amerika Serikat
"Islamophobia itu hanya banyak dibicarakan di media dan tidak saya temui selama tinggal di sana. Jadi, tidak benar ada anggapan warga Amerika itu takut dengan pemeluk Islam," ujar Mohammad. 

Justru, kata Mohammad, warga Amerika sangat senang dengan keramah-tamahan yang selalu diberikan oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di sana.

"Yang mereka takut itu adalah sesuatu yang tidak umum atau biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang perempuan Muslim yang mengenakan cadar. Hal itu dianggap aneh oleh mereka," kata dia.

Dia menceritakan, dirinya dan warga Indonesia yang bermukim dan tinggal di AS selalu mencoba untuk menunjukkan orang Islam adalah orang-orang yang peduli dengan sesamanya.

Dalam kesempatan itu, Mohammad turut menjelaskan tidak ada perbedaan apa pun dalam keseharian warga AS usai terjadi tragedi penyerangan di Paris pada Jumat pekan lalu. Sebab, sebagian besar warga AS tidak terpengaruh insiden itu. 

"Sebab, pada dasarnya jika seorang warga AS telah mengenal dengan baik pemeluk Islam, maka mereka tidak akan terpengaruh," kata dia. 

Warga AS, Mohammad melanjutkan, paham bahwa Islam tidak selalu identik dengan tindak terorisme. Bahkan, pola pikir mereka akan berubah menjadi positif, usai bertemu dengan pemeluk Muslim yang sesungguhnya. 

"Semua Imam dan Ulama Islam di AS mengecam segala bentuk pembunuhan kepada orang-orang tak berdosa," ujar dia. 

Saling Hormat

Sementara itu, Azyumardi Azra, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah mengemban ilmu di negeri Paman Sam selama lima tahun, beranggapan Islamophobia muncul karena perilaku dari orang-orang beragama Islam yang tidak sensitif terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

"Di AS yang penting adalah komitmen untuk hidup saling menghargai dan menghormati. Kaum Muslim tidak akan dihormati jika kita tidak menghormati pula. Agama Islam berkembang dengan sangat cepat di AS setelah Kristen," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya