OKI Desak DK PBB Hidupkan Proses Perdamaian Palestina

Presiden RI, Sekjen OKI Iyad Ameen Madani, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sumber :
  • OIC-ES2016/Wendra Ajistyatama/pras/16.

VIVA.co.id - Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) berharap peserta KTT Luar Biasa OKI mendesak PBB untuk melanjutkan proses perdamaian di Palestina dan Al Quds Al Syarief. 

Indonesia Akan Desak Google Soal Penghapusan Nama Palestina
Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Iyad Ameen Madani mengatakan, OKI terus memobilisasi semua sumber daya yang dimiliki untuk mendukung keberadaan Palestina dan al-Quds al-Syarief. Menurut Madani, Yerusalem merupakan inti dari perlindungan warga Palestina dan menentang desain Israel. 
 
20 Insinyur Palestina Berguru Pertanian Hidroponik di Malang
Madani menegaskan, OKI mengecam agresi terhadap tempat suci agama Islam dan Kristen, terutama terhadap masjid al-Aqsa, dimana Israel menahan para jemaah untuk memasuki masjid. "Israel juga secara brutal mencoba untuk memisahkan masjid, dan terus melakukan provokasi dan agresi yang belum terjadi sebelumnya terhadap sentimen muslim, yang mendorong adanya konflik lanjutan," kata Madani  saat menyampaikan pidatonya dalam pembukaan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, 7 Maret 2016. 
 
Peruri Bakal Cetak Paspor Palestina
Sekjen OKI itu juga menyampaikan, OKI terus melawan dan memonitor agresi yang dilakukan Israel, tindakan aperteid Israel dan penolakan terhadap hukum internasional yang dilakukan Israel.  
 
OKI, menurut Madani, hingga saat ini menantikan inisiatif Prancis soal seruan untuk menggelar konfrensi internasional yang bertujuan  menghentikan penjajahan Israel. "Kami berharap insiatif Prancis ini mendapat dukungan dari kita semua," katanya berharap.
 
OKI juga mengajak negara Islam yang menjadi peserta KTT Luar Biasa OKI untuk mempertimbangan menghidupkan kembali kuartet (PBB, Uni Eropa, Amerika, dan Rusia) dan menempatkan kembali mereka sebagai mediator untuk proses perdamaian baru. 
 
"Meskipun kita menghargai peran AS, dan Presiden Obama, dan John Kerry, tapi tekanan dari dalam negeri AS tidak mengijinkan peran aktif AS sebagai mediator tunggal," kata Madani. 
 
Untuk itu OKI mengajak semua peserta KTT Luar Biasa OKI untuk mendesak DK PBB untuk kembali menegaskan isu ini. "Untuk kembali menghidupkan proses perdamaian, dengan tenggat waktu, dan sumber daya yang pasti," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya