Terima Ancaman, Jerman Tutup Kantor Diplomatik di Turki

Petugas keamanan berjaga di depan konsulat Jerman di Turki, tak lama setelah ada ancaman serangan, 17/3/2016.
Sumber :
  • Reuters/Murad Sezer

VIVA.co.id – Pemerintah Jerman menutup misi diplomatik dan beberapa sekolah di Ibukota Turki, Ankara, dan kota terbesar di negara itu, Istanbul, dengan alasan  keamanan. Namun mereka tak menjelaskan secara rinci alasan keamanan yang dimaksud.

Cerita Korban Konflik Suriah: Anakku Disiksa, Disodomi, Ususnya Robek

Keputusan tersebut dibuat setelah pihak Jerman mendapat "peringatan yang belum terkonfirmasi" dan kemungkinan adanya serangan. Pemberitahuan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Jerman, Kamis, 17 Maret 2016.

Dilansir dari Reuters, 17 Maret 2016, sebuah SMA swasta Jerman di Istanbul mengumumkan pada situsnya bahwa sekolah tersebut akan ditutup selama satu hari. Kedua gedung, Konsulat Jenderal dan SMA tersebut terletak di sekitar Taksim Square, pusat kota Istanbul.

Kurikulum Islami Dinilai Bebani Kualitas Murid Sekolah di Turki

Atas peringatan tersebut, warga Jerman disekitar wilayah tersebut diminta untuk menjauh. Penutupan  sekolah tersebut dilaporkan ikut memicu kepanikan di antara orang-orang Turki. Apalagi, hingga saat ini status siaga tinggi masih ditetapkan di Turki setelah beberapa serangan teror yang terjadi di Ankara dan Istanbul.

Minggu, 13 Maret 2016, sebuah bom bunuh diri menghantam Ankara, menewaskan 37 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Sedangkan pada 17 Februari lalu, bom bunuh diri lain yang ditargetkan di sebuah angkutan militer di ibukota, menewaskan 29 orang dan melukai 81 lainnya.

Ekrem Imamoglu, Oposisi Pesaing Kuat Erdogan

Kurdistan Freedom Hawks, sebuah kelompok militan Kurdi yang terkait dengan Kurdish Worker's Party (PKK) mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan.

Sebelumnya pada bulan Januari, 12 wisatawan Jerman tewas dalam serangan bunuh diri di Istanbul. Sementara pada 10 Oktober 2015, pemboman terjadi pada sebuah aksi damai dekat stasiun kereta api Ankara, dan menewaskan 103 orang.

Laporan : Dinia Adrianjara

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya