Militer Suriah Bebaskan Palmyra dari Teroris

Kota kuno Palmyra
Sumber :
  • REUTERS/Nour Fourat

VIVA.co.id – Pasukan militer Suriah dan kelompok pertahanannya, mengklaim telah berhasil membebaskan Palmyra dari teroris Daesh. Keberhasilan ini juga didukung oleh pesawat perang canggih milik Rusia.

Militer Rusia dan Suriah Hancurkan Rumah Sakit Darurat Militan Suriah

"Setelah pertempuran hebat di malam hari, pasukan kami telah merebut kembali kendali penuh terhadap Palmyra. Tidak hanya permukiman warga yang diselamatkan tetapi juga situs-situs kuno yang berada di dalamnya," laporan sumber militer Suriah, seperti dikutip dari Sputnik News, Minggu, 27 Maret 2016.

Dalam penjelasannya, militer Suriah dan Pasukan Pertahanan Warga mengejar para militan Daesh yang ingin meninggalkan Palmyra menuju Raqqa, Der Ez-zor dan Sukhnah. Dalam pertempuran itu, teroris telah kehilangan banyak hal, termasuk ratusan pasukan dan senjata.

Tragedi Dunia, Bayi Muhammad Wafat Akibat Perang Horor Rusia

Foto-foto para militer Suriah pun bertebaran di media sosial. Mereka menunjukkan kemenangan ini dengan berfoto mengibarkan bendera Suriah di Palmyra.

Laporan tersebut menyatakan, usai merebut Palmyra, militer Suriah langsung menyisir wilayah untuk mencari bom ataupun granat yang ditanam di wilayah tersebut. Mereka juga tidak lupa mencari bom dan granat yang ditanam di situs-situs kuno yang ada di wilayah Palmyra.

Konspirasi Jahat Pangeran Arab ke Rusia Terbongkar, CIA Marah Besar

Palmyra merupakan wilayah Suriah yang terletak 210 kilometer dari Damaskus. Wilayah ini disebut sebagai kunci untuk bisa meneruskan perjuangan merebut daerah lain, termasuk Raqqa yang terletak di timur Suriah.

Wilayah ini juga dikenal dunia sebagai tempatnya berbagai macam situs kuno purbakala. Palmyra juga disebut sebagai wilayah situs purbakala yang dilindungi UNESCO.

Teroris Daesh telah mengambil alih wilayah ini sejak Mei 2015. Sejak saat itu situs-situs kuno tersebut dihancurkan satu per satu. Bahkan bangunan amphitheatre kuno yang ada di Palmyra pernah dijadikan tempat eksekusi pria berusia 82 tahun yang menjabat sebagai kepala sejarah dan kebudayaan kuno Palmyra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya