Sengketa Laut China Selatan, AS 'Kompori' Sekutunya di Asia

Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool

VIVA.co.id – Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan, AS memperkuat kerja samanya dengan sekutu di Asia untuk melawan perilaku asertif dan provokatif China di Laut China Selatan (LCS).

Hal ini dikarenakan aksi China di wilayah sengketa dianggap menentang kebebasan navigasi internasional.

Dilansir dari laman VoA, Jumat, 29 April 2016, pernyataan Blinken disampaikan setelah beberapa Senator AS memperkenalkan Asia-Pasific Maritime Security Initiative Act, undang-undang yang mereka katakan bakal memperkuat bantuan keamanan kepada mitra AS di Asia Tenggara, serta meningkatkan  patroli Angkatan Laut AS dekat pulau-pulau di Laut China Selatan.

"Ini (UU Keamanan Maritim) adalah pesan kuat yang kami kirimkan untuk China," kata Senator Cory Gardner dari Colorado, yang juga menjabat Subkomiter Senat Hubungan Luar Negeri untuk Asia Timur.

Sementara pejabat pertahanan AS belum mengonfirmasi secara terbuka mengenai frekuensi patroli Angkatan Laut AS di perairan yang disengketakan.

Meski pun beberapa anggota Parlemen AS meminta pemerintah untuk memperluas laju kebebasan operasi navigasi di daerah itu, baik mingguan maupun bulanan.

Sebelumnya, ketika ditemui di Jakarta, Blinken berpendapat walau pun negaranya tidak termasuk salah satu negara pengklaim kawasan sengketa LCS, namun AS mengikuti dengan seksama dan menaruh perhatian pada isu tersebut.

"Kekhawatiran kami adalah China telah melawan hukum internasional. Tidak hanya kami, tetapi kasus ini menjadi perhatian dan kekhawatiran seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Blinken.

Filipina Tuduh China Lakukan Penyusupan ke Perairannya
VIVA Militer: Laksamana John Aquilino

Jiper, Komandan Armada Perang Amerika Anggap China Lebih Ganas dari Nazi

Dengan kekuatan perangnya, China mampu mengubah tatanan dunia.

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2024