Tunjuk Kekuatan pada Tiongkok, Indonesia-ASEAN Latihan Militer Bersama Dekat Laut China Selatan

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut China Selatan
Sumber :
  • scmp.com

Jakarta – Indonesia menjadi tuan rumah latihan bersama untuk pertama kalinya militer negara Asia Tenggara bernama ASEAN Solidarity Exercise (Asex-01) Natuna.

Deretan Negara Asia Tenggara yang Berbentuk Republik

Kesepuluh anggota ASEAN ditambah calon anggota ke-11, Timor Leste (sebagai pengamat), akan terlibat penuh dalam pelatihan non-tempur selama lima hari di sekitar perairan Kepulauan Batam dan Natuna dekat Laut China Selatan, yang dimulai Selasa (19/9).

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono-lah yang mencetuskan ide Asex-01 Natuna dalam pertemuan para panglima pertahanan ASEAN di Bali, pada Juni lalu.

Terbang ke Negara Asia Tenggara Lebih Hemat Pakai ASEAN Explorer Pass, Apa Itu?

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut China (PLAN) di Laut China Selatan

Photo :
  • Twitter/@Scs_Connect

Yudo Margono menyebut bahwa latihan bersama ini sebagai upaya meningkatkan stabilitas regional, dan meningkatkan perekonomian negara. Latihan bersama ASEAN ini dilakukan tiga minggu setelah Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok mengeluarkan ‘Peta Standar Tiongkok Edisi 2023.’

BYD Minta Maaf Konsumen di Indonesia Belum Terima Unit, Ini Biang Keroknya

Di peta baru dengan 10 garis-putus-putus, menunjukkan klaim ekspansif Tiongkok atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah zona ekonomi eksklusif beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Sementara di luar negara-negara ASEAN, India dan Taiwan juga keberatan dengan peta tersebut. Merespons hal ini, Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS) menilai langkah Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sangat cerdas, di tengah polemik peta baru yang dikeluarkan Beijing 28 Agustus lalu.

Peneliti senior CENTRIS, AB Solissa, mengatakan latihan itu dapat semakin mempererat hubungan antar 10 negara ASEAN dalam menghadapi tantangan global dunia, salah satunya klaim sepihak Beijing di bidang kemaritiman.

“Pertama, kita dan negara-negara ASEAN tentunya sangat mengapresiasi langkah cerdas Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menginisiasi ASEX-01 Natuna di tengah polemik peta baru yang diklaim sepihak oleh China,” kata AB Solissa kepada wartawan, Rabu, 27 September 2023.

Apalagi Yudo Margono, lanjut AB Solissa, menekankan sekaligus berharap kegiatan bersama 10 negara-negara ASEAN ini akan mempertajam kemampuan dalam memelihara perdamaian, kesejahteraan, serta keamanan di kawasan ASEAN.

Dengan latar belakang Tiongkok merilis peta yang diperluas itu menunjukkan bahwa zona ekonomi eksklusif Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia di Laut Cina Selatan adalah milik Beijing. Oleh sebab itu, CENTRIS menilai latihan angkatan laut yang dilakukan oleh angkatan bersenjata 10 negara anggota ASEAN merupakan hal sangat penting.

Peta baru China 2023, caplok wilayah India, Taiwan hingga Laut China Selatan

Photo :
  • Global Times

Meskipun Panglima TNI menyebut latihan angkatan laut ASEAN sebagai latihan non-tempur, latihan tersebut dilakukan di Laut Natuna, yang tak lain wilayah perairan sempit di ZEE Indonesia dan di sebelah Selatan Laut Cina Selatan yang kontroversial.  

“Banyak ahli melihat latihan yang dilakukan negara-negara ASEAN, sebagai cara untuk menunjukkan persatuan di saat integritas wilayah mereka berada di bawah ancaman dari sikap tegas Tiongkok,” ujar AB Solissa.

Berbeda dengan negara-negara ASEAN, untuk mendukung klaimnya atas Laut Cina Selatan, Beijing tidak hanya menggunakan propaganda bertegangan tinggi, namun juga melakukan militerisasi besar-besaran terhadap wilayah tersebut.

“Selain itu, ada informasi yang menyebutkan milisi nelayan Tiongkok, yang beroperasi secara gerombolan, dan berkoordinasi dengan pihak berwenang Tiongkok di Laut Cina Selatan, sering mengintimidasi kapal angkatan laut negara-negara ASEAN,” ungkap AB Solissa.

AB solissa juga menyebut Pengadilan Arbitrase PBB telah memutuskan bahwa sembilan garis putus-putus Tiongkok, batas yang digunakan oleh Beijing pada peta Tiongkok untuk menggambarkan klaimnya, tidak sah. 

Namun Beijing menolak keputusan tersebut dan bersikeras bahwa pihaknya memiliki yurisdiksi atas semua wilayah yang berada dalam garis putus-putus itu.

“Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, langkah negara-negara ASEAN untuk mengadakan latihan maritim bersama di perairan dekat Laut Cina Selatan dipandang untuk menyampaikan pesan kuat kepada Beijing bahwa negara-negara Asia Tenggara bersatu dan siap menghadapi tantangan apa pun," pungkas AB Solissa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya