- REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVA.co.id – Kapal dan pesawat militer Mesir dan Yunani tengah melakukan pencarian terhadap hilangnya pesawat EgyptAir, yang diduga jatuh ke Laut Mediterania. Penerbangan MS804 hilang saat berada 10 mil di wilayah udara Mesir, empat jam setelah lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle, Paris.
Mengutip laman USAtoday, Kamis, 19 Mei 2016, Otoritas Penerbangan Sipil Mesir mengatakan, kemungkinan besar pesawat jatuh. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi dan tidak ada puing-puing yang ditemukan.
Menurut sumber dari kantor Kementerian Pertahanan Yunani, seorang kapten kapal dagang melaporkan bahwa ia melihat "api di langit", 130 mil laut selatan di Pulau Karpathos. Saat itu diketahui bahwa kondisi cuaca sangat baik.
Sementara itu, Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls mengatakan siap memberikan dukungan dan masih mewaspadai jika kejadian ini merupakan serangan teror.
"Kami telah melakukan komunikasi dengan pihak berwenang Mesir, baik sipil mupun militer. Pihak Mesir juga telah melakukan pengintaian udara, dan Prancis siap untuk membantu pencarian jika diminta oleh Mesir," kata Valls.
Beberapa kerabat dari penumpang penerbangan yang hilang tiba di Bandara Kairo dan beberapa anggota keluarga bahkan pingsan. Pusat krisis yang dilengkapi dengan dokter dan penerjemah sudah dibentuk di Mesir dan Bandara Paris.
Menurut data yang dilansir dari laman Independent, 66 penumpang dan awak di dalam pesawat terdiri atas 30 orang Mesir, 15 penumpang Prancis, 2 warga Irak, dan masing-masing satu penumpang dari Inggris, Sudan, Chad, Portugal, Aljazair, Kanada, Belgia, Kuwait, dan Arab Saudi.
Puing Pesawat Ditemukan di Israel, Diduga Milik EgyptAir
Puing pesawat tersebut diserahkan ke pemerintah Mesir.
