China Gratiskan Persenjataan untuk Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden China Xi Jinping.
Sumber :
  • Reuters/Ng Han Guan

VIVA.co.id – Pemerintah China menawarkan pemberian senjata dan kapal cepat senilai US$14 juta (Rp188,3 miliar) untuk Filipina secara gratis. Hal ini bertujuan untuk membantu Presiden Rodrigo Roa Duterte memerangi narkoba dan terorisme.

Warga Filipina Yakin Perang Narkoba Cuma untuk Warga Miskin

Penawaran ini diungkapkan Duta Besar China untuk Filipina, Zhao Jianjua, saat bertemu Duterte awal pekan ini di Istana Malacanang, Manila. Selain itu, Beijing juga akan menyediakan pinjaman dana sebesar US$500 juta (sekitar Rp6,8 triliun) untuk pengadaan peralatan perang lainnya.

Kesepakatan tersebut keluar setelah mantan Wali Kota Davao itu memutuskan untuk menerima kesepakatan jual-beli senjata ke China dan mengakhiri hubungan dengan Amerika Serikat.

Filipina Gencarkan Lagi Operasi Narkoba, Sepekan 67 Tewas

"China telah memberikan daftar peralatan militer dan kami akan meninjaunya untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan," ujar Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, yang dikutip South China Morning Post, Rabu, 21 Desember 2016.

Dengan demikian, Filipina akan menerima peralatan militer berupa senjata kecil, kapal cepat dan kacamata untuk melihat malam (night vision google). Kesepakatan ini akan dilaksanakan sebelum akhir 2016, sementara tim kerja teknis Filipina berangkat ke China untuk melihat langsung peralatan militer tersebut.

Tewaskan 21 Orang, Operasi Narkoba Hanya Sita 100 Gram Sabu

"Diperkirakan kami akan menerima persenjataan China di kuartal II 2017. Dubes Zhao juga telah mengatakan kepada Presiden Duterte bahwa ia akan mendukungnya dalam memberantas narkoba," ujar Lorenzana.

Enam bulan yang lalu, hubungan Manila dan Beijing sempat memanas lantaran putusan Pengadilan Arbitrase mengenai klaim China atas wilayah Laut China Selatan.

Namun, pada kunjungannya ke China pada Oktober lalu, Duterte menegaskan bahwa ia akan menjauhkan hubungan dari Washington dan akan membentuk poros ke Beijing. Alhasil, disepakati nilai perdagangan dan investasi kedua negara sebesar US$24 miliar (sekitar Rp323 triliun).

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya