Saingi Hegemoni AS, China Bangun Kekuatan Maritim

Kapal induk Liaoning, gelar latihan militer di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS / Stringer

VIVA.co.id – Tentara Pembebasan Rakyat China fokus membangun kekuatan angkatan laut. Upaya ini untuk mempersempit kesenjangan dengan Angkatan Laut Amerika Serikat.

Taiwan Terancam, 19 Jet Tempur China Sudah Masuk Pulau Taiwan

Wakil Kepala Staf Angkatan Laut China, Laksamana Muda Wang Weiming mengatakan, pihaknya terus memperbaharui kekuatan maritimnya, seperti pengembangan rudal antisatelit, pembangunan kapal selam, kapal fregat, dan kapal induk, serta Korps Marinir.

"China sedang mempersiapkan angkatan laut yang berkelas," kata Weiming, seperti dikutip situs Reuters, Jumat, 10 Maret 2017. Sengketa wilayah di Laut China Selatan dan Timur, serta dengan Taiwan, membuat Beijing, mau tidak mau, memperkuat matra lautnya.

Taiwan Beli Drone Reaper dan Rudal dari Amerika untuk Hadapi China

Mengenai anggaran militer, tahun ini China menggelontorkan US$151 miliar atau setara Rp2.023 triliun. Sementara itu, tahun lalu sebesar US$146,67 miliar (Rp1.965 triliun), dan pada 2015 sempat mencapai US$215 miliar (Rp2.881 triliun).

Kendati demikian, belanja pertahanan China ini jauh lebih kecil, atau seperempat dari total belanja militer AS yang mencapai US$1 triliun (Rp13.400 triliun).

Heboh Makam Tentara China dan Koalisi Muslim Mau Serang Israel

"Kami akan mencegat setiap pesawat pengganggu dan mengikuti setiap kapal militer yang berada di wilayah tanggung jawab kami. Pelaut kami harus tetap waspada dan mampu menangani keadaan darurat setiap saat," ujarnya.

Benar saja. Beberapa waktu lalu terlihat gugus tempur kapal induk China, Liaoning, lalu lalang di wilayah teritori Taiwan serta Laut China Selatan dan Timur.

Meski begitu, Wakil Komisaris Politik dari Armada Timur China, Wang Huayong, mengklaim bahwa peningkatan anggaran militernya bukan ditujukan untuk mengancam militer mana pun.

"Peningkatan kapasitas personel China untuk tujuan defensif. Kapal induk kami masih dalam tahap pelatihan dan uji coba. Korps Marinir juga masih cenderung lemah, baik dari jumlah maupun kualitas. Begitu pula kapal penjelajah jarak jauh juga belum memenuhi harapan," ujar Huayong.

Terlebih, ketika Presiden AS Donald John Trump menjanjikan pengembangan peralatan tempur canggih untuk ditempatkan di beberapa titik seperti Laut China Selatan, membuat Beijing semakin berambisi mengejar kesenjangan dengan Angkatan Laut AS. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya