Militer Rebut Pusat Komando ISIS di Marawi

Suasana Kota Marawi, Filipina, mirip kota mati Setelah Pertempuran dengan ISIS
Sumber :
  • REUTERS/Romeo Ranoco

VIVA.co.id – Militer Filipina mengklaim telah berhasil merebut pusat komando kelompok militan ISIS yang sempat mengepung kota Marawi di Filipina Selatan selama empat bulan terakhir. Pertempuran mematikan yang dimulai sejak Sabtu lalu berlangsung di sebuah masjid dan beberapa bangunan lainnya.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

"Keberhasilan ini akan melemahkan teroris dengan cara mengendalikan pusat komando dan kendali mereka. Sebagai tindak lanjut kami akan terus merebut tempat yang masih mereka duduki. Tentu akan ada pertarungan lainnya. Kami siap untuk itu," kata Jenderal Militer Filipina Eduardo Ano melalui pernyataan resmi.

Sementara itu, seperti diberitakan Channel News Asia, Kolonel Romeo Brawner selaku wakil komandan satuan tugas yang memerangi militan mengatakan militer telah menghadapi beberapa perlawanan terberat dalam merebut masjid yang menjadi pusat komando ISIS di Marawi.

Iran Tangkap Anggota Senior ISIS yang Berencana Ledakkan Kota saat Idul Fitri

Menurutnya, perebutan pusat komando menjadi pertanda bahwa pertempuran panjang dengan kelompok militan Maute berafiliasi ISIS tersebut segera memasuki babak akhir.

"Kami percaya telah mendekati akhir. Area di mana kelompok teroris Maute bergerak telah menyusut. Kami melihat bahwa perlawanan mereka melemah," kata Brawner.

Fakta Terbaru Serangan Mematikan di Moskow Rusia, Ternyata Iran Sudah Lakukan Ini

"Mereka mundur saat kami menyerang. Namun, dalam prosesnya, kami menghadapi banyak alat peledak improvisasi, sehingga tidak bisa maju begitu saja. Kami harus sangat berhati-hati," tuturnya.

Diketahui, ada tentara tewas dan tujuh orang lainnya terluka dalam pertempuran tersebut. Brawner juga berharap militer dapat menyelamatkan banyak sandera sipil ketika merebut masjid tersebut. Namun, mereka tidak menemukan satu pun tawanan.

Seperti diketahui, ratusan ekstremis bersenjata yang mengibarkan bendera hitam gerakan Negara Islam Timur Tengah telah menduduki Marawi sejak 23 Mei 2017.

Pemerintah Filipina merilis, 666 gerilyawan, 147 tentara, dan 47 warga sipil telah tewas dalam pertempuran melawan ISIS serta memaksa ribuan orang untuk meninggalkan rumah mereka di Marawi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya