Kecewa ke Pemerintah, Alasan Terjadinya Protes Besar di Iran

Aksi unjuk rasa di Tehran, Iran, 30 Desember 2017.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA – Gelombang amarah demonstran anti-pemerintah di Iran yang lebih besar daripada tahun 2009, mengejutkan berbagai pihak di dunia. Demonstrasi ini dimulai karena masyarakat menilai kebijakan ekonomi Presiden Hassan Rouhani yang dianggap gagal.

Presiden Iran: Donald Trump Bodoh

Intensitas kerusuhan dan demonstrasi yang dimulai sejak Kamis lalu itu telah mengejutkan dunia, karena dengan segala tindakannya, pemerintahan Iran sebenarnya jauh lebih baik di bawah kepemimpinan Rohani.

Hal ini berbeda dengan pemimpin sebelumnya, Mahmoud Ahmadinejad, di mana kebijakan garis keras dan kesalahan dalam manajemen keuangannya membuat ekonomi Iran hancur.

Iran Bersiap Buka Kembali Masjid-masjidnya

Rohani telah berusaha memperbaiki ekonomi dengan berbagai cara. Salah satunya menandatangani kesepakatan, yang mengorbankan kemampuan jangka pendek negara tersebut untuk mengembangkan senjata nuklirnya utnuk meringankan sanksi internasional. Dengan imbalan, memungkinkan Tehran untuk menjual dan memperoleh keuntungan dari sumber minyaknya.

Namun, ia juga telah menurunkan inflasi dari 35 persen pada 2013 lalu menjadi 9 persen pada 2017, meningkatkan ekspor secara dramatis dan memperbaiki keseimbangan perdagangan. Pada saat yang sama, status Iran di wilayah tersebut telah didorong oleh keterlibatannya dalam konflik dari Suriah ke Yaman.

Akhirnya Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei akan Pimpin Salat Jumat

Meir Javedanfar, seorang pengamat dari Interdisciplinary Center Herzliya, mengatakan justru di situlah permasalahannya. Menurutnya, fakta reformasi yang dilakukan Rohani tampaknya tidak memperbaiki situasi putus asa banyak rumah tangga Iran. Faktor utama ini mendorong orang-orang Iran meyakini bahwa masalah negara mereka lebih besar.

"Setelah mereka melihat bahwa dia gagal membuat hidup mereka menjadi lebih baik, mereka benar-benar kehilangan harapan. Mereka merasa bahwa jika dia tidak bisa memperbaiki keadaan, maka tidak ada yang bisa," kata Javedanfar, dikutip Haaretz, Selasa, 2 Januari 2018.

Alasan yang paling sering dikaitkan dengan gelombang awal demonstrasi adalah biaya hidup, terutama biaya makanan, pengangguran dan inflasi. Banyak orang Iran - bahkan keluarga dengan anggota yang pekerjaannya biasanya memberi mereka status kelas menengah - telah dipaksa untuk melakukan banyak pekerjaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya