Iran Pamer Drone Canggih Terbaru, Mampu Serang Target Jarak Jauh

Drone canggih/Ilustrasi.
Sumber :
  • The Duran

VIVA –  Pemerintah Iran meluncurkan 'Kian', sebuah drone dengan presisi tinggi terbaru yang dapat menemukan dan menyerang target yang lokasinya jauh dari perbatasan negara itu.

Jika Perang Dunia ke-3 Pecah, Benarkah akan Jadi Perang Akhir Zaman Jelang Kiamat?

Brigadir Jenderal Alireza Sabahifard memamerkan kendaraan udara tak berawak itu di sebuah upacara di ibu kota Teheran. Ia menyebut drone tersebut mampu terbang sejauh lebih dari 1.000 kilometer dan naik hingga ketinggian 5.000 meter.

Drone berbahan bakar jet itu diluncurkan dalam dua model, yang mampu melakukan misi pengawasan dan pengintaian, serta mampu terbang terus menerus untuk misi presisi.

Serang Israel, Uni Eropa Bakal Jatuhi Iran Sanksi

Sabahifard mengatakan pesawat drone itu dirancang, diproduksi dan diuji oleh pakar Angkatan Udara Iran dalam waktu sekitar satu tahun. Pemerintah Iran telah mengembangkan industri senjata domestik yang besar, meski menghadapi sanksi internasional dan embargo yang melarangnya mengimpor banyak senjata.

"Pesawat tak berawak ini mampu mengenai sasaran jauh dari perbatasan negara dan melakukan pertahanan udara dari wilayah musuh," ujarnya, seperti diberitakan Al Jazeera, Senin 2 September 2019.

Pasukan AS di Irak dan Suriah Kena Bombardir Roket Selama 24 Jam

Peluncuran dron tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat, sejak Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang ditandatangani antara Iran dan negara-negara kekuatan dunia.

Washington sejak itu menerapkan kembali sanksi untuk 'mencekik' perekonomian Iran, sebagai bagian dari tekanan untuk memaksa Teheran menegosiasikan perjanjian baru. Para pemimpin Iran mengatakan mereka terbuka untuk berdialog, jika saksi dicabut dan AS kembali ke perjanjian nuklir.

Pada Juni lalu, Iran menembak jatuh drone Global Hawk milik AS dengan rudal permukaan-ke-udara, karena diduga melanggar wilayah udaranya. Klaim ini dibantah oleh AS.

Sementara itu bulan lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani memperlihatkan sebuah sistem pertahanan udara rudal jarak jauh yang dibangun di dalam negeri, yang disebut oleh media pemerintah setempat sebagai pesaing sistem rudal S-300 milik Rusia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya