- REUTERS/Baz Ratner
VIVA – Puluhan ribu pemukim Yahudi diketahui telah terlibat dalam penyerangan di situs suci Al Aqsa sepanjang tahun 2017. Direktur Departemen Wakaf Islam dan Urusan Al Aqsa mengatakan, 25.630 orang Yahudi ekstremis diketahui terlibat dalam serangan di situs Islam di Yerusalem yang diduduki.
"Jumlah ekstremis yang menyerang Al Aqsa mencapai angka tertinggi tahun lalu. Perlindungan resmi dari pasukan keamanan Israel juga ada kaitannya dengan hal itu," kata Shaikh Azzam Al-Khatib, seperti dikutip dari Middle East Monitor.
Al-Khatib memperingatkan bahwa serangan tersebut, yang didukung oleh pemerintah Israel, dimaksudkan untuk mengubah status Masjid Al-Aqsa. Setelah Perang Enam Hari 1967, Yordania diberi perwalian di tempat-tempat suci di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem.
Sejak tahun 2003, pasukan keamanan pendudukan Israel telah melindungi pemukim dan serangan mereka, yang biasanya terjadi melalui Gerbang Al-Magharbeh, yang terletak di Tembok Barat kompleks Masjid Al-Aqsa. Israel telah menguasai gerbang ini sejak 1967.
Otoritas Palestina dan Yordania telah meminta Israel untuk menghentikan penggerebekan ini, namun pemerintah di Tel Aviv menolaknya. Pada 2016, lebih dari 16.000 pemukim Yahudi ekstremis menggerebek Masjid Al-Aqsa.
Penggerebekan tersebut cenderung meningkat jumlahnya dan partisipasi selama liburan Yahudi, ketika polisi Israel memberlakukan pembatasan ketat penggunaan masjid oleh umat Muslim