Polisi Tolak Beberkan Hasil Tes Narkoba Anak Ketua Granat

Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono
Sumber :

VIVA – Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono enggan membeberkan hasil pemeriksaan urine anak Ketua Gerakan Anti Narkoba (Granat), Henry Yosodiningrat. Pemeriksaan urine dilakukan usai Henry meminta kepolisian memeriksa urine anaknya yang diduga terindikasi menggunakan narkoba.

Terlibat Narkoba Hingga Terlantarkan Keluarga, 3 Anggota Polisi di Tangerang Dipecat

"Hasilnya kan diserahkan ke keluarga. Kalau misalnya kamu punya hasil kesehatan kasih ke masyarakat umum, boleh nggak?" kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis 12 April 2018.

Menurut Argo, permintaan seseorang untuk memeriksa urine boleh dilakukan oleh siapa pun. Namun, untuk hasilnya hanya orang yang berkepentingan yang boleh menerima dan mengetahuinya.

Asosiasi Pelaku Usaha & Konsumen Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

"Diatur dalam UU boleh minta tes urine. Jadi misalnya ada kelompok, orang tua kemudian mencurigai anak, boleh. Buat surat ke polda boleh. Hasilnya apa, kami berikan kepada yang minta," kata Argo.

Sebelumnya, pendiri Gerakan Nasional Anti Narkoba Henry Yosodiningrat membantah anaknya memakai narkoba. Bahkan, ia juga meminta anaknya bersumpah.

Polisi Olah TKP Home Industry Tembakau Sintetis di Sentul: Ini Laboratorium Pertama di Indonesia

Bantahan itu disampaikan Henry setelah Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan bahwa anak kandung anggota Komisi II DPR RI itu sudah melakukan tes urine dan hasilnya positif.

"Saya tidak gubris, tapi saya coba tanya dengan anak saya sendiri, kenapa sih kok ada begini-begini, apa kamu makai? Tapi dia bersumpah tidak," kata Henry saat dikonfirmasi pada Selasa, 10 April 2018.

Henry mengatakan, beberapa waktu belakangan, ia sering menerima pesan dari nomor yang tidak ia ketahui yang berisi ejekan kepada dirinya karena memberantas narkoba, namun anaknya kedapatan memakai barang terlarang tersebut. Atas alasan itu, Henry mencoba menemui polisi narkoba dan menceritakan kejadian tersebut.

"Saya tanya terus, meskipun anak saya terus menyangkal. Mendapat pesan seperti itu akhirnya saya menemui polisi dan ceritakan, lalu kalau bisa saya minta tes urine," ujarnya.

Klaim Negatif

Ia menganggap tidak ada perubahan perilaku dengan anaknya, tugas dan pekerjaan terus berjalan baik serta dari aspek kesehatan juga terlihat baik. Terlebih anaknya baru saja lulus pendidikan hukum di salah satu perguruan tinggi swasta. Namun, Henry tetap meminta kepolisian untuk melakukan tes urine terhadap anaknya.

"Kalian kalau ketemu di jalan geledah saja, dan tes urine. Saat larut malam mereka baru menemukan anak saya di SPBU sedang mengisi bensin, lalu dibawa ke polda serta digeledah, dan tidak ditemukan apa-apa," katanya.

Henry menegaskan, saat melakukan tes urine, dari pihaknya secara resmi belum mendapatkan hasil. Dari tim polda ia mendapat informasi bahwa hasil dari tes urine adalah negatif.

Henry tidak mau menanggapi tim kepolisan yang menyebutkan hasil dari tes urine positif. Ia menolak berpolemik.

"Ada yang menulis begitu, tapi kalau konfirmasi ke saya ternyata tidak, ya gitu. Saya tidak mau berpolemik, komunikasi sudah bagus selama ini, kalau untuk melakukan tes urine memang benar atas permintaan saya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya