RS Polri: Proses Identifikasi Jenazah Lion Air JT 610 Lebih Sulit
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Rumah Sakit Polri menyebut proses identifikasi penumpang pesawat Lion Air JT-610 lebih sulit dibandingkan dengan korban kecelakaan pesawat sebelumnya yang pernah ditangani tim DVI Polri. Hal itu dikarenakan banyak jenazah yang ditemukan tidak lagi dalam kondisi utuh. Semua tubuh memang ada, namun mayoritas dalam skala kecil.
"Memang yang selama ini (pernah ditangani), ini kelihatannya saya belum menemukan paling banyak bagian- tubuh saja. Yang utuh ini belum nemu saya," ujar Dokter Spesialis Forensik Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Adang Azhar di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Selatan, Selasa, 6 November 2018.
Hal senada dinyatakan Ketua Tim Fase III Antemortem RS Polri Said Sukanto Komisaris Besar Polisi Saljiyana DFM. Bahkan, ia menyebut dibanding dengan kecelakaan pesawat Air Asia beberapa tahun lalu, kecelakaan pesawat JT610 jauh lebih sulit.
"Kalau yang kasus Air Asia masih ada propertinya, ada tanda-tanda khusus masih bisa diperiksa. Kalau ini (ada yang) sudah tinggal kulitnya," kata dia.
RS Polri hingga hari ini menerima 163 kantong jenazah korban Lion Air JT-610. Dari 163 kantong tersebut, sebanyak 429 bagian tubuh sudah dilakukan pemeriksaan DNA.
"Data postmortem yang diterima sampai tadi malam sebanyak 163 kantong jenazah. Data postmortem DNA sebanyak 429 sampel," ujar Wakil Kepala Operasi Tim DVI Polri Komisaris Besar Polisi Triawan Marsudi.
Sementara keluarga yang melaporkan data antemortem sebanyak 256 pelapor. Jumlah itu didapat dari RS Polri dan posko antemortem di Polda Bangka Belitung. "Jumlah data antemortem yang sudah terverifikasi ada 189," katanya. (ren)
Lihat suasana haru saat tabur bunga di lokasi kecelakaan Lion Air JT-610 di bawah ini:
