Gawat, Penyakit Infeksi Menular Seksual di Bekasi Tinggi

Ilustrasi HIV/AIDS
Sumber :
  • Pixabay/Darwin Laganzon

VIVAnews - Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ada di Kota Bekasi jumlahnya cukup tinggi. Sampai dengan Agustus 2019, penderitanya sudah mencapai 696 kasus. Rata-rata penyebarannya karena perilaku seks bebas.

Lonjakan Kasus DBD di Lampung, 1.779 Kasus Terungkap dengan 10 Korban Meninggal

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, mengatakan, dari 696 kasus yang terjadi hingga Agustus 2019, orang yang sudah diobati sebanyak 256 penderita. Sisanya, 440 orang lainnya belum mendapatkan pengobatan.

"Penyakit ini dikarenakan mengabaikan norma agama," kata Dezy, Selasa 27 Agustus 2019.

Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

Untuk 2018, kata Dezy, jumlah penderita IMS sebanyak 760 kasus. Menurut dia, perilaku seks bebas ini banyak disebabkan pola gaya hidup dalam perkembangan zaman. Secara tak sadar, perbuatan yang memiliki risiko tinggi itu dilakukan.

Menurut dia, penyakit menular seksual ini terdiri atas berbagai macam penyakit. Di antaranya, penyakit Klamidia, berupa penyakit menular seksual yang berasal dari bakteri chlamydia trachomatis. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual maupun diturunkan oleh ibu kepada bayinya.

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Pada dasarnya, kata Dezy, penyakit menular ini bisa disembuhkan. Hanya saja, penyebarannya rentan menjalar ke HIV/AIDS. Biasanya, penyakit itu tumbuh bila orang tersebut sudah sering kali terinfeksi.

Dezy menjelaskan, pihaknya tengah mendorong program Kementerian Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kepada kelompok berisiko tinggi. Seperti wanita pekerja seksual, LGBT atau penyuka sesama jenis dan kalangan ibu hamil.

Menurut dia, perhatian ibu hamil ini diperlukan untuk pencegahan. Sebab, mereka yang sudah positif menderita IMS dan tengah mengandung maka rentan akan menularkan penyakit tersebut kepada anaknya.

"Dua tahun ini penderita IMS ditemukan dari kalangan kelompok LGBT, pekerja seksual dan ibu hamil," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya