Polres Bogor Ambil Sample DNA Keluarga Korban Bencana Longsor

Polres Bogor ambil sample DNA keluarga korban bencana longsor.
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhammad AR.

VIVAnews - Tim Disaster Victim Investigation Polres Bogor dan Biddokkes Polda Jabar mengambil sample pembanding DNA  (Asam deoksiribonukleat) dari keluarga korban bencana longsor yang belum ditemukan, Sabtu, 4 Januari 2020. Pengambilan sample DNA ini berguna untuk mengidentifikasi korban bila nanti ditemukan. 

Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua

Tiga orang warga Kampung Pasir Harapan Desa Harakat belum dapat diketahui keberadaannya karena sulitnya medan. Selain itu, cuaca yang terus menerus hujan membuat proses evakuasi sempat dihentikan. Proses evakuasi dan pencarian korban bencana longsor kembali dilanjutkan hari ini.

"Kami bersama dengan Tim DVI Biddokes Polda Jabar melakukan pengambilan sample DNA kepada para keluarga korban, pengambilan sample DNA tersebut kami ambil salah satunya lewat buccal swab sebagai sumber data primer untuk identifikasi korban," kata Tim DVI Polres Bogor yang dipimpin oleh ASN Penata Tk 1, Elynda Vidiyana Ekawati, didampingi Tim DVI Biddokkes Polda Jabar yang dipimpin oleh Reza Bayu.

Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terendam Banjir

Elynda mengatakan sample DNA ini sebagai DNA pembanding apabila nanti korban ditemukan. Data primer diambil dari sidik jari, DNA dan bentuk gigi geligi odontogram. Sedangkan untuk data sekunder berdasarkan tanda-tanda fisik korban semasa hidup.

"Misalnya bekas luka, tahi lalat, tanda lahir, tato dan lain-lain suatu tanda fisik yang khas semasa hidup. Dan pengambilan DNA untuk data primer ini diambil dari orang tua kandung atau saudara kandung yang diduga korban," kata Elynda.

Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir

Selain itu, Elynda mengungkapkan tindakan pengambilan data pembanding DNA ini bertujuan untuk membantu analisa identitas korban bencana. Terlebih, para korban saat ini sudah tertimbun lebih dari empat hari.

"Sehingga untuk proses identifikasi korban sudah sangat sulit sekali," katanya.

Selain pengambilan data pembanding DNA para keluarga korban yang diduga masih tertimbun, tim DVI pun melakukan pemeriksaan kesehatan bagi para pengungsi di tempat pengungsian dan di tempat fasilitas umum sekitar pengungsian. Karena akses menuju ke tempat posko pengungsian sangat sulit ditempuh.

"Sehingga kami kerahkan segala upaya untuk pelayanan kesehatan agar bisa menjangkau pengungsi termasuk dengan kendaraan roda dua agar lebih maksimal untuk masyarakat," kata Elynda. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya