Pakar Sosiologi Agama: Kematian Keluarga Kalideres Tak Berkaitan dengan 'Sekte', Mereka Orang Normal

Garis polisi di rumah keluarga yang tewas misterius di Kalideres
Sumber :
  • VIVA / Andrew Tito (Jakarta)

VIVA Metro – Kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat rupanya masih meninggalkan misteri dan menjadi tanya besar dalam proses penyelidikan. Sejumlah misteri pun banyak menyelimuti kasus empat  jenazah yang ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri.

Mengenal Agama Sikh, Keyakinan yang Dianut Bunga Zainal dan Anak-anaknya

Meskipun membutuhkan waktu tak sebentar untuk menguaknya, namun secara perlahan satu per satu misteri pun akhirnya terungkap. Seperti salah satunya misteri keluarga Kalideres yang diduga menjadi penganut sekte.

Dalam hal ini seorang pakar sosiologi agama, Jamhari MA yang turut terlibat dalam pengungkapan kasus tersebut pun jadi angkat bicara terkait kebenaran yang sebenarnya. Dirinya mengungkapkan melalui sebuah tayangan video wawancara, jika keluarga yang tewas secara misterius dan menimbulkan banyak tanya tersebut ternyata bukan penganut sekte.

Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari

Pakar sosiologi agama Jamhari juga menambakan, jika para korban yang tewas dalam satu rumah tersebut adalah orang yang normal, alias tidak menjadi pengikut sekte tertentu dan juga tidak melakukan bunuh diri.

"Mereka menyimpulkan bahwa mereka orang normal tidak mengikuti sekte tertentu dan juga tidak melakukan bunuh diri.

Tarif Bus Transjakarta Rp3.500 Rute Kalideres-Bandara Soetta Berlaku 1 Mei 2024

Jamhari pun turut menerangkan, jika semua korban tewas tersebut meninggal dikarenakan sakit bukan karena melakukan hal-hal maupun ritual aneh.

"Mereka memiliki ajaran yang relatif aneh yang berbeda dengan ajaran agama mainstream." jelas pakar sosiologi tersebut saat menerangkan ciri khas para penganut sekta.

"Sesungguhnya, ritual-ritual yang dilakukan oleh keluarga ini, itu juga sesungguhnya bukan aneh, karena orang di luar sekte pun atau orang kebiasaan juga melakukan ritual seperti yang dilakukan oleh keluarga ini. Saya berpendapat bahwa mereka orang-orang wajar, orang-orang normal mungkin saja mereka melakukan ritual keagamaan untuk mendapat kesembuhan karena mereka sedang sakit," jelas Jamhari dalam konferensi pers di Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Jadi, menarik kesimpulan dari pakar sosiologi agama yakni Jamhari ini menilai bahwasannya satu keluarga yang tewas mengenaskan di rumahnya sendiri yang berada di Kalideres Jakarta Barat tersebut bukanlah penganut sekte atau bisa dibilang semacam apokaliptik.

"Mereka bukan penganut sekte apalagi apokaliptik," ujar Jamhari dalam konferensi persnya yang dilansir VIVA.co.id.

Jamhari menyebutkan, bahwa ada beberapa ciri khas bagi mereka yang mengikuti ajaran sekte atau menjadi bagian dari pengikutnya. Salah satunya memiliki pemimpin yang kharismatik. Namun sayang, melihat dari berbagai barang bukti yang disodorkan padanya terkait empat orang korban tewas di Kalideres, Jamhari tidak menemukan ciri-ciri tersebut. 

"Pasalnya untuk menjadi seorang sekte itu ada beberapa ciri khas yang menjadi identitas. Seperti salah satunya memiliki pemimpin yang kharismatik, saya tidak menemukan dari empat orang ini yang mempunyai latar belakang kharismatik seperti itu." kata Jamhari.

Dalam pengungkapan kasus kematian keluarga di Kalideres tersebut, Jumhari selaku pakar sosiologi agama ini pun disodorkan beberapa barang bukti. Dari berbagai barang bukti yang didapatnya tersebut, dirinya menemukan beberapa buku, terutama buku-buku agama yang ternyata setelah diklasifikasi itu terdapat buku agama Kristen, kemudian buku agama Islam, dan buku agama Budha.

Dari buku-buku agama yang ditemukannya tersebut, Jamhari mengatakan jika ini ternyata buku sederhana.

“Ternyata bukunya itu sangat sederhana. Itu buku-buku sangat elemntary, sangat basic.” katanya.

Selain itu juga ada bukti lainnya yang ditemukan di TKP, yakni beberapa wafaq dan rajah. Di mana menurut pakar sosiologi agama Jamhari, wafaq dan rajah ini bisa dibilang sama seperti halnya jimat ataupun mantra. Namun dalam hal ini, wafaq yang dimiliki anggota keluarga Kalideres tersebut ternyata hanya wafaq biasa yang seperti digunakan orang-orang pada umumnya.

“Setelah saya lihat ini ternyata juga wafaq biasa yang dipakai orang banyak juga. Bukan orang penganut sekte atau apa,” tegasnya Prof.Dr.Jamhari yang diminta Polda Metro untuk membantu memecahkan misteri kematian satu keluarga Kalideres.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya