Polda: Pengguna Angkutan Umum Turun 70 Persen

Macet
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penggunaan angkutan umum di Jakarta turun hingga 70 persen.

"Hingga 2010, pengguna kendaraan umum hanya 12, 9 persen dari 38,3 persen. Penurunan ini jelas sudah sangat mengkhawatirkan," ujar Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Royke Lumowa, Kamis 27 Januari 2011.

Sedangkan, untuk pengguna sepeda motor selama lima tahun terakhir justru terus meningkat dari 21,2 persen menjadi 48,7 persen. Mobil pribadi mengalami kenaikan dari 11,6 persen menjadi 13,5 persen.

Secara keseluruhan, pertumbuhan kendaraan bermotor mulai Januari 2011 juga terus meningkat di Jabodetabek. Hingga saat ini, tercatat 12 juta unit, dengan rincian 8 juta kendaraan roda dua dan 4 juta roda empat.

Keberadaan moda transportasi massal seperti bus Transjakarta belum bisa mengurangi penggunanan kendaraan pribadi di Jakarta. Penambahan dua koridor busway juga belum berdampak langsung.

Saat ini, situasinya justru makin semrawut. Kemacetan di Jakarta masih terjadi dengan tingkat yang lebih tinggi, bahkan hingga belasan kilometer. Pada jam sibuk, kendaraan hanya dapat melaju dengan kecepatan maksimal 20 kilometer per jam.

Kemacetan akibat peningkatkan volume kendaraan pribadi, tanpa ada penambahan luas jalan. Ditambah lagi, masih langkanya angkutan umum yang layak, nyaman, aman dan 'manusiawi' di Jakarta.

Hal ini yang membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum.

Selain berdampak kemacetan akibat ledakan kendaraan pribadi, permasalahan lain yang tak kalah penting yakni adalah peningkatan angka kecelakaan lalulintas di jalan raya.

"Otomatis karena orang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi, tentunya angka kecelakaan akan meningkat. Pada tahun 2009 saja terdapat 7.329 kasus kecelakaan dan mengalami peningkatan menjadi 7.487 kasus di tahun 2010," tegas dia.

Royke menyesalkan sikap Pemprov DKI yang dianggap lambat untuk melakukan peremajaan terhadap angkutan umum di Jakarta.  "Percuma ada Busway, MRT, dan ERP kalau tidak didukung penyediaan angkutan umum yang layak sebagai sarana pendukung," jelas dia

Selain itu, untuk menarik minat masyarakat, Royke mengatakan, sistem angkutan umum harus diperbaiki secara menyeluruh. "Terutama kereta api karena itu angkutan umum dengan kapasitas terbesar," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya mengaku adanya perluasan kemacetan di ruas-ruas jalan Jakarta. Bahkan perluasan kemacetan juga terjadi hingga wilayah perbatasan seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Perluasan kemacetan disebabkan adanya tiga faktor. Pertama, ada pengoperasian busway koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) dan koridor X (Cililitan-Tanjung Priok).

Kedua, pembangunan proyek jalan layang non tol  Kampung Melayu-Tanah Abang dan Blok M-Cipete. Ketiga, tidak adanya peremajaan angkutan umum yang layak dan aman, serta minimnya feeder busway.

"Ketiga faktor ini menyebabkan terjadinya perluasan kemacetan di Jakarta. Situasi ini mulai terjadi selama satu bulan terakhir," kata Royke. (adi)

Tekuk Korea Selatan, Rafael Struick: Ayo Kita ke Paris dan Ciptakan Sejarah Lagi!
Pemandangan Gunung Kembang, Wonosobo, Jawa Tengah.

Nyamannya Naik Gunung Terbersih di Indonesia

Menghirup udara segar plus menikmati indahnya alam pengunungan, kebersihan menjadi salah satu faktor terpenting. Dan paket lengkap itu bisa ditemukan di Gunung Kembang.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024