Pengemis Musiman Serbu Klenteng

Pembagian Sembako Imlek di Tanjung Pinang
Sumber :
  • VIVAnews/Yuliseperi

VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya meminta pengurus Vihara yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat tidak mampu untuk melapor. Hal ini dilakukan agar kegiatan dapat dijaga dan berlangsung dengan tertib.

Kericuhan ataupun aksi berdesak-desakan kerap terjadi saat antre pemberian sumbangan dari umat yang merayakan imlek. "Pembagian sumbangannya harus diatur dan jangan terpusat pada satu lokasi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Rabu 2 Februari 2011.

Disampaikan Baharudin Djafar, pengurus Vihara maupun panitia perayaan Imlek diminta mengatur akses pintu masuk dan keluar. Upaya tersebut agar tidak terjadi kericuhan saat pembagian sumbangan.

"Saya juga meminta setiap Kapolres untuk ikut serta melakukan pengarahan serta pengaturan terhadap para tuna wisma saat pembagian angpao," kata dia.

Rencananya ada 5.000 petugas yang akan dikerahkan untuk melakukan pengamanan imlek di 137 lokasi perayaan Imlek di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Lokasi pengamanan perayaan Imlek tersebar di Jakarta Pusat sekitar enam lokasi, Jakarta Selatan (10 lokasi), Jakarta Barat (46 lokasi), Tangerang Kota (sembilan lokasi), Depok (empat lokasi), Jakarta Utara, Tangerang Kabupaten, Bekasi dan Jakarta Timur sebanyak 26 lokasi.

Dalam perayaan Imlek hampir setiap Vihara ramai didatangi tunawisma ataupun peminta-minta musiman yang memanfaatkan moment tahunan ini. Seperti yang tampak di vihara Dharma Bhakti yang berlokasi di Jalan Petak Sembilan, Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat.

Hingga pagi tadi, setidaknya telah ada 300 orang yang berada di Vihara tertua di Jakarta yang dibangun sejak tahun 1650 ini. Saat umat yang selesai beribadah keluar, para penyandang kesejahteraan masalah sosial ini bergegas mendatangi dan meminta sumbangan.

Guna mengantisipasi terjadinya kericuhan tak jarang umat yang memiliki materi berlebih membawa stempel. Tujuannya agar mereka yang telah mendapatkan angpau tidak mengambil dua kali. "Kita sudah antisipasi agar tidak ada kecurangan dan pembagiannya adil serta merata," ujar Fany (38) warga Mangga Besar itu.

Banyaknya pengemis yang berdatangan di vihara kerap membuat para pengurus setempat merasa terganggu saat hendak melaksanakan ibadah. Belum lagi masalah kotoran ataupun bau amis ditimbulkan akibat buang hajat kecil di sekitar lapangan yang menjadi tempat para pengemis berkumpul.

Salah satu tuna wisman Sukiyem, mengaku pendapatan yang diperoleh saat perayaan Imlek bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Tentu saja dirinya harus bersabar mengantri dan tak jarang berebut dengan sesama pengemis lainnya.

Namun, untuk mengantre, wanita asal Serang itu harus rela bersabar mengantri dan tak jarang berebut dengan sesama pengemis lainnya. "Sehari-hari saya dagang nasi uduk di sekitar sini. Jadi pengemis hanya saat-saat tertentu saja. Lumayan bisa dapat di atas seratus ribu," ujarnya sambil tersenyum. (sj)

BI Bolsters Rupiah Stability with Interest Rate Hike to 6.25 Percent
Ilustrasi sugar baby bersama sugar daddy.

Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara

Sugar daddy ini merupakan seorang pria dewasa kaya dan mapan, yang gemar jalin hubungan dengan wanita lebih muda darinya dan senang memenuhi segala kebutuhannya tersebut.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024