- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Salah satu pusat parcel terbesar Jakarta di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat akan digusur dalam waktu dekat. Penggusuran bagian dari program penertiban jalur kereta api yang dilaksanakan PT Kereta Api (KA).
"Bangunan permanen maupun semi permanen di sepanjang jalur kereta akan ditertibkan. Salah satunya di Cikini," ujar Humas Daops I, Mateta Rijalulhaq kepada VIVAnews.com, Rabu 2 Maret 2011. Karena, lokasi pusat parcel Cikini berada di bawah jembatan rel kereta api.
Mateta mengungkapkan, penertiban ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang melarang membangun di lokasi yang dimanfaatkan untuk jalan khusus kereta. "Jika melanggar, maka sesuai pasal 199, dapat dikenai sanksi 3 bulan kurungan dan denda Rp15 juta," tambah Mateta. Aturan ini juga sesuai dengan Perda DKI Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
Menurutnya, penertiban demi kepentingan masyarakat karena bangunan di rel kereta api mengganggu sinyal kereta yang bisa menghambat optimalisasi kinerja kereta. "Kalau optik bermasalah, kami terpaksa mengoperasikan secara manual. Ini berimbas pada terganggunya jadwal," jelas Mateta.
Kapan pusat parcel Cikini akan digusur? "Untuk tahap pertama, kami fokus menertibkan jalur Kota-Sawah Besar sejak Selasa 1 Maret 2011 kemarin hingga 8 Maret 2011," ujarnya.
Kemudian baru di Cikini dan seterusnya ke wilayah lainnya pada tahap berikutnya. Penertiban ini akan memperhitungkan kepentingan masyarakat. "Jika pengguna bangunan mulai sewa kontrak sebelum undang-undang berlaku, maka kami akan memberi keringanan dengan menunggu hingga masa kontrak selesai," ujar Mateta.
Cikini sudah sejak lama dikenal sebagai pusat kerajinan tangan dari rotan dan bambu. Parcel menjadi salah satu produk dari hasil kerajinan yang mendatangkan banyak keuntungan. Tidak sedikit pedagang yang setiap hari tenggelam dalam aktivitas di bawah Stasiun Cikini itu.
Bisnis parcel ini mulai mengalami gejolak setelah Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) mengeluarkan larangan bagi pejabat untuk menerima bingkisan. Dengan alasan sebagai gratifikasi, aturan ini diberlakukan.
Sejak saat itu, omzet pedagang parsel di Stasiun Cikini mulai menurun dan membuat resah pedagang. Ada lebih dari seratus kios yang buka selama 24 jam di Cikini. Kini tempat itu akan mulai ditertibkan, dan pedagang parcel harus pindah dari lokasi itu. (adi)
Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan
Menparekraf Sandiaga Uno targetkan gelaran FIFTY menghasilkan pembiayaan UMKM hingga Rp 50 miliar.
