Atasi Macet DKI Bangun 'Jembatan' Bawah Tanah

Kepadatan Lalu Lintas di Depan Plaza Semanggi
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merealisasikan pembangunan 'jembatan' bawah tanah sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, pembangunan ini diperlukan karena banyak pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat yang telah disediakan, sehingga membuat lalu lintas terhambat. "Dengan jembatan bawah tanah, pejalan kaki tidak berbaur dengan arus lalu lintas," ujar Prijanto di Balaikota DKI Jakarta, Kamis, 3 Maret 2011.

Ditambahkan Prijanto, Jakarta sudah memiliki terowongan bawah tanah yang menghubungkan sejumlah pusat bisnis, seperti di Blok M Square dengan Mal Blok M, dan di kawasan Stasiun Kota. "Lebih efektif daripada jembatan penyeberangan orang di atas jalan raya. Banyak masyarakat Jakarta enggan naik tangga penyeberangan," ungkapnya.

Tapi diakui Prijanto, kalau Pemerintah Provinsi tidak bisa menanggung sendiri seluruh biaya pembangunan 'jembatan' bawah tanah ini. Diharapkan pihak swasta mau ikut serta. "Pengelola mal atau perkantoran pasti akan diuntungkan dengan pembangunan jembatan itu. Masyarakat dimudahkan untuk mendapatkan akses jalan," tegasnya.

Sementara itu Asisten Pembangunan Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Tauchid, mengatakan, pembangunan lorong bawah tanah itu sudah masuk dalam tahap penggodokan, untuk menghitung biayanya. “Banyak faktor yang menjadi pertimbangan. Diprediksi bisa empat kali harga pembuatan jembatan di atas jalan raya," paparnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta, untuk membangun jembatan di atas jalan raya sepanjang 35 meter, biaya yang dibutuhkan sebesar Rp2 miliar. "Jembatan bawah tanah diprediksi sampai Rp8 miliar. Dana ini akan disesuaikan dengan lokasi," jelasnya.

Agung Sedayu Lengkapi PIK 2 dengan Taman Doa Lady of Akita Senilai hingga Rp 250 M
Sampah plastik.

Kemasan Guna Ulang Dinilai Perlu Digalakkan untuk Kurangi Timbunan Sampah Plastik

Data National Plastic Action Partnership, menyatakan, volume sampah plastik tumbuh sebesar 5 persen setiap tahunnya. KLHK menegaskan mengurangi sampah hingga 30 persen.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024