- antv
VIVAnews - Penangkapan Putri Aryanti Haryowibowo, cicit mantan Presiden Soeharto, pada Jumat dini hari, 18 Maret 2011 bersama dengan seorang perwira polisi di Mabes Polri berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi membuat gempar keluarga Cendana.
Penangkapan mahasiswi London School Public Relation yang masih berusia 21 tahun ini, bahkan tidak direncanakan sebelumnya.
Lalu bagaimana kronologi penangkapan Putri, berikut data yang dikumpulkan VIVAnews.com dari Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya:
Kamis, 17 Maret 2011 pukul 23:00 WIB
Polisi menangkap JS di Plaza Semanggi. JS ditangkap karena diduga menjadi bandar shabu-shabu. Polisi melakukan kontak dengan JS dan mengatur janji bertemu. Pertemuan akhirnya disepakati di pelataran mal itu. Saat JS menyerahkan narkoba, polisi langsung melakukan penangkapan. Dari tangan JS ada shabu-shabu seberat 0,54 gram. JS saat itu langsung diperiksa di lokasi kejadian.
Jumat, 18 Maret 2011 pukul 01.00 WIB
Hasil pengembangan polisi dari tersangka JS, ternyata mengarah pada bandar lainnya berinisial GN yang tengah berada di kamar 862 Hotel Maharani. Polisi langsung ke lokasi untuk melakukan penggerebekan.
Tapi di tempat itu, polisi mendapati perwira polisi berinisial ES yang sedang memakai narkoba bersama GN yang sudah menjadi target. Polisi makin kaget ternyata ada perempuan yang tak lain adalah Putri Ari Sigit. Ada sisa narkoba seberat 0,88 gram yang disita polisi.
Jumat, 18 Maret 2011 pukul 03.00 WIB
Setelah lebih dari dua jam berada di kamar hotel tempat Putri digerebek, akhirnya polisi menggelandang para tersangka ke Mapolda Metro Jaya, untuk menjalani pemeriksaan. Belum diketahui secara pasti apa yang terjadi selama dua jam di kamar itu.
Jumat, 18 Maret 2011 pukul pukul 10.00 WIB
Polisi kembali bergerak untuk menangkap bandar berinisial AT. Nama AT, keluar dari mulut GN.
Jumat, 18 Maret 2011 malam
Setelah mengatur janji untuk bertemu, penangkapan terhadap AT dilakukan di kawasan Tanah Abang V, Jakarta Pusat. Barang bukti yang disita shabu seberat 32,30 gram.
Sabtu, 19 Maret pukul 02.00 WIB
Penelusuran jaringan kelompok ini memang dilakukan berjenjang. Sesudah menginterogasi AT, polisi kemudian menangkap bandar lain berinisial RS, di sebuah kafe di belakang Terminal Grogol, Jakarta Barat, Sabtu dini hari. Dari RS, disita barang bukti 500 butir ekstasi, dan shabu seberat 5,8 gram.
Sabtu, 19 Maret 2011 siang
Penangkapan terhadap Putri belum diketahui banyak orang. Kabar itu baru ramai beredar lewat BlackBerry Messenger dan situs jejaring sosial Twitter.
Pada pesan yang beredar secara massal itu dituliskan bahwa "Putri Ari Sigit, cicit Pak Harto, ditangkap polisi Jumat dini hari. Polisi menyita 30 kilogram shabu-shabu dan 500 butir ekstasi". Tapi belum ada keterangan resmi dari polisi mengenai penangkapan ini.
Tapi kabar ini tidak jelas asal-usulnya. Sempat pula dianggap bohong atau HOAX, karena dalam pesan berantai itu disebutkan barang bukti yang begitu banyak. Jumlahnya terlalu fantastis.
Minggu 20 Maret 2011 pukul 11.00 WIB
Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Ajan Pramuka Putra membenarkan telah menangkap tiga pengguna narkoba, yang salah satunya adalah Putri Aryanti.
Senin, 21 Maret 2011 pukul 11.00 WIB
Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers yang menceritakan kronologi penangkapan Putri. Dalam keterangan pers itu diungkapkan polisi masih memburu bandar besar berinisial KO.
Senin, 21 Maret pukul 18.30 WIB
Ayah Putri, Ari Sigit, cucu Soeharto, Ari Sigit menjenguk putrinya di ruang tahanan Polda Metro Jaya. Dia didampingi kuasa hukumnya dengan menumpangi mobil hitam bernomor polisi B 1989 IK.
Tidak ada pernyataan yang keluar dari mulut Ari Sigit. Dia hanya melambaikan tangan. Setelah menghabiskan waktu selama satu jam, Ari Sigit meninggalkan ruang tahanan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Polisi mengatakan, Ari minta Putri direhabilitasi. (umi)