- Dokumen Dinas PU DKI
VIVAnews - Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mengaku pengerjaan proyek jalan layang non-tol atau flyover mengalami perubahan rencana, sehingga tak seluruhnya sesuai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan alias Amdal.
Kepala Bidang Jembatan Dinas PU DKI Jakarta Novizal, mengakui hal itu terjadi akibat terbentur dengan teknis pengerjaan di lapangan, salah satunya mengenai penebangan pohon.
Menurut dia, penebangan di Jalan Pangeran Antasari-Blok M hanya boleh 34 pohon. Namun, dalam prakteknya lebih dari 100 pohon. "Memang banyak pohon yang ditebang, sebab saat proses desain teknis dasar Amdal dilakukan hanya pohon yang terkena tiang saja," kata Novizal di Jakarta, Kamis, 7 April 2011.
Novizal mengatakan, adanya pembangunan flyover ini justru menurunkan tingkat kemacetan di kawasan Kemang. Jumlah kendaraan di kawasan itu sebelum pengerjaan flyover mencapai 1,05 persen di atas ambang batas. Sedangkan saat ini hanya 0,85 persen.
"Penurunan ini disebabkan banyak pengendara yang menghindari jalan tersebut," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta, Dian Wiwieko, mengatakan evaluasi Amdal akan dilakukan setiap tiga bulan sekali. Evaluasi pengerjaan proyek flyover Antasari-Blok M ini jatuh pada April 2011.
Menurut Dian selama dua pekan pertama April dilakukan pengambilan sampel, yakni kualitas udara, air, dan kebisingan. "Mungkin akhir April sudah dapat dilaporkan hasilnya," katanya.
Apabila hasil evaluasi melebihi ambang batas, dia bersama Dinas Pekerjaan Umum DKI akan mencari solusi yang tepat. Evaluasi akan terus dilakukan selama pengerjaan proyek, begitu pula ketika flyover ini dioperasionalkan evaluasi Amdal akan dilakukan setiap enam bulan sekali. (eh)
Jakarta Berpotensi Hujan pada Minggu Siang
Hujan diprakirakan turun dengan intensitas ringan.
