NII Merekrut Korbannya dengan Modus MLM

Bendera NII ( Negara Islam Indonesia )
Sumber :
  • picasaweb.google.com

VIVAnews - Mahasiswa merupakan target khusus bagi jaringan gerakan Negera Islam Indonesia (NII). Tidak sedikit dari mereka terjerat dalam ajaran secara massal dan terstruktur ini di institusi pendidikan.

Seperti yang diceritakan MY, mahasiswa Uhamka angkatan 2005 yang nyaris terjerat dalam jaringan ini. Kisah itu berawal saat MY memasuki semester tiga. Dia diminta temannya untuk ikut dalam persentasi produk multi level marketing (MLM).

Presentasi di kawasan Jalan Nangka, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Rasa pertemanan yang membuat MY tidak dapat menolak ajakan untuk ikut melihat presentasi itu.  "Karena saya tidak enak akhirnya ikut melihat presentasi setelah pulang kuliah," ujar MY kepada VIVAnews.com, Rabu, 27 April 2011.

Dari tempat itu itu, MY bertemu dengan dua orang dari kampus lain. Setelah menunggu lama, presentasi itu tidak juga dimulai. Hingga, akhirnya datang seorang lelaki yang mengaku kakak temannya itu.

"Kami bicara soal Al-Quran, dan tentang negara Indonesia. Awalnya saya tertarik karena ingin memahami isinya," ujarnya.

Karena sudah malam, MY dan dua teman yang baru dikenal itu kemudian pulang dan diminta untuk kembali esok harinya. Kemudian pada keesokan harinya, rencana presentasi juga tidak terlaksana. Mereka kembali membahas Al-Quran dengan mengupas sejumlah ayat-ayat.

Dalam pembahasan itu, MY diminta untuk hijrah atau kembali menjadi suci lagi. Karena mereka bukan bagian dari Islam karena mengikuti segala kebijakan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai "bayaran" untuk hijrah, mereka diminta untuk membayar Rp2 juta sebagai penebus dosa. Sebab mereka akan membuat negara di dalam negara. Namun menurut MY, kosep ini tidak dapat diterima dengan akal sehat.  "Saya tahu bagaimana cara memperbaiki kesalahan dalam Islam. Tapi dua teman saya ini ingin mengikutinya," ujarnya.

Pada pertemuan ketiga nanti, MY dijanjikan bertemu dengan Presiden NII. Tapi MY diminta untuk tidak bicara dengan siapapun apalagi kepada orangtua karena takut menimbulkan fitnah.

Pengalaman yang hampir sama juga dirasakan seorang mahasiswi berinisial DR, yang kampusnya ada di kawasan Depok, Jawa Barat. Dengan ajakan temannya yang telah lama tidak bertemu, DR nyaris masuk dalam jaringan NII.

Kisah berawal saat DR kembali bertemu dengan temannya yang mengajak untuk mendatangi sebuah lokasi di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Alasannya untuk mengisi kuisioner skripsi.

Mereka kemudian mengatur janji bertemu di Mal Kalibata. Dari tempat itu, DR diajak ke suatu rumah yang tidak jauh dari pusat belanja itu. Di dalam rumah yang tidak luas, terlihat banyak wanita yang sedang berdialog mengenai agama.

Hal ini tentu membuat DR curiga. Apalagi saat seorang lelaki langsung memberinya Al-Quran dan menceramahinya dengan beberapa kutipan ayat. Dari diskusinya itu, DR juga dianggap belum masuk Islam secara penuh dan diminta untuk menebus seluruh dosanya dengan memberi uang.

Meski menolak, tapi DR tidak dapat keluar dari rumah itu. Dia terus dikawal dan untuk memastikan uang tebusan dosa terhadap dirinya. Beruntung dia punya kesempatan untuk lari dan keluar dari rumah.

Pengalaman ini disampaikan DR kepada sejumlah temannya di kampus. Hal yang sama juga pernah menimpa beberapa temannya. Bahkan sang teman yang telah tidak ditemuinya lagi kerap melakukan teror dan menelepon ke rumah DR untuk merealisasikan janjinya untuk menebus dosa-dosanya. (adi)

Penjualan Sepeda Motor April 2024 Anjlok 28 Persen
Febri Diansyah dan Rasamala Usai Diperiksa Penyidik KPK

Kata Pimpinan KPK soal Jaksa Bakal Hadirkan Pengacara Febri Diansyah di Sidang SYL

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki rencana akan memanggil pengacara Febri Diansyah, dalam sidang kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024