- Antara/ Andika Wahyu
VIVAnews - Pengacara keluarga Irzen Octa, OC Kaligis menyatakan bahwa indikasi tewasnya Sekjen Partai Pemersatu Bangsa (PPB) itu karena dianiaya menguat.
Keyakinan itu dikuatkan oleh hasil visum ulang terhadap jenazah Irzen. "Perkembangannya makin jelas, itu pembantaian karena kan dari visum dokter Mun'im itu dikatakan bukan meninggal karena sakit," kata Kaligis di kantornya, Jakarta, Jumat 6 Mei 2011.
Menurut Kaligis, visum sebelumnya yang dilakukan dr Ade Firmansyah janggal. Sebab, dalam hasil visum seharusnya juga disebutkan jam kematin korban. "Jam berapa itu dia tidak sebut," jelas Kaligis.
Selain itu, terdapat dua hasil visum yang bertentangan. Hasil visum pertama, lanjut Kaligis, kematian karena sakit, dan kedua mendapat kekerasan karena terdapat memar di tubuh Irzen. "Jadi meninggalnya bukan karena sakit tapi karena memar," ungkapnya.
Kaligis mencurigai kematian Irzen memang sengaja disembunyikan pihak Citibank, yaitu dengan memindahkan mayat dari lokasi tempatnya meninggal. "Kenapa dipindahkan mayat itu dari tempat kejadian? Karena mau gelapkan fakta. Jadi sudah tidak mungkin mau buat rekonstruksi," ungkap Kaligis. "Dan mereka ketakutan waktu Mun'im buat otopsi ulang, kenapa harus disembunyikan, transparan aja," tambahnya.
Irzen Octa adalah nasabah Citibank yang diduga kuat menjadi korban kekerasan debt collector Citibank. Dia tewas setelah dianiaya oleh debt collector saat dirinya hendak menanyakan jumlah tagihannya di Kantor Citibank.
Terkait kasus ini, manajemen Citibank menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. "Polisi sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, dan tidak pantas bagi kami memberikan komentar lebih lanjut atas kasus ini," ujar Country Corporate Affairs Head Citi Indonesia, Ditta Amahorseya, dalam surat elektronik kepada VIVAnews.com.