Sutiyoso: Perubahan Jakarta Belum Signifikan

Gedung Perkantoran
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, belum melihat perubahan yang berarti setelah usia Jakarta memasuki 484 tahun. Banyak masalah utama yang belum bisa diselesaikan.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Persoalan di Jakarta memang tidak ada hentinya, sedangkan fungsinya harus tetap berjalan karena kota ini masih menjadi pusat kehidupan. Hal ini yang kemudian menyebabkan Jakarta sangat sarat dengan masalah. Apalagi masalah itu tidak dapat diselesaikan sendiri.

"Artinya ada ketergantungan dari orang lain. Kependudukan misalnya, masih harus tergantung dengan pemerintah pusat. Tiap tahun pasti banyak orang datang ke Jakarta, kalau yang punya keterampilan tidak masalah, tetapi yang tidak punya keterampilan itu masalahnya," ujar Sutiyoso kepada VIVAnews.com.

Menurutnya, pemerintah pusat juga punya andil mendukung keberhasilan pembangunan yang merata di Jakarta. Ini agar tidak ada pengangguran, kriminal, hingga pengemis dijalanan.

Dirinya melihat, masalah krusial itu belum tentu bisa diatasi dengan kepemimpinan yang sekarang, pasalnya koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat dianggapnya sangat kurang.

Sutiyoso mencontohkan, selama 10 tahun memimpin Jakarta, dirinya sering berkunjung ke kota besar dan melihat peran pemerintah pusat dalam kota itu sangatlah berkesinambungan.

Pemimpin Jakarta yang sekarang ini diminta untuk luwes dan mampu melakukan koordinasi, baik ke atas maupun ke atas. Karena yang dipimpin mulai dari tukang batu sampai dengan Presiden, dan semua lembaga tinggi negara juga ada di sini.

"Karena ada Muspida, dimana ini penting karena kita tidak punya pasukan, sementara demo di Jakarta saja hampir 5.000 kali selama saya jadi Gubernur," ujar Sutiyoso. (ren)

Berbagai masalah yang ada di Jakarta, khususnya transportasi, Sutiyoso menyarankan agar membangun jaringan transportasi masal yang sudah dirancang sebelumnya. "Jika pemerintah provinsi DKI Jakarta sekarang bisa melanjutkan, pasti kemacetan akan terurai," kata dia.

Mass Rapid Transit atau MRT misalnya, dianggap sebagai jalan keluar untuk penyelsaian kemacetan, meski itu bukan prioritas. Urutannya harus dimulai dengan pembangunan tuntas jalur busway, monorel, baru MRT dan waterway.

Tingginya populasi kendaraan membuat lalu lintas menjadi persoalan yang sangat berat. Sementara pembangunan jalan hanya sekitar 0,3 persen, jauh di bawah populasi kendaraan yang mencapai 11 persen. Bila pertumbuhan kendaraan dibiarkan terus menerus maka kemacetan total ditahun 2012 nanti akan benar-benar terjadi.

Sementara masalah banjir hanya dapat diatasi dengan sistem megapolitan. Bila tidak dilakukan maka Jakarta akan selalu bergantung untuk mengatasi hal ini.

Sutiyoso sangat menyesalkan lolosnya Piala Adi Pura, karena sejak dirinya menjabat sebagai Gubernur, baru kali ini DKI Jakarta terpuruk. "Saya kaget saja, karena waktu saya selalu dapet, mungkin karena ada kriteria lain saya gak mengerti," pungkasnya.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Anang Hermansyah dan Ghea Indrawari

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Anang Hermansyah mulanya menanyakan berapa usia Ghea Indrawari. Suami Ashanty tersebut nampak keheranan karena sampai kini Ghea Indrawari belum punya pasangan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024