Bus Layang Dinilai Tak Tepat Untuk Jakarta

Tiang beton monorel yang mangkrak
Sumber :
  • republika

VIVAnews - Guna mengatasi masalah kemacetan di Jakarta, banyak usulan moda transportasi massal yang bisa digunakan. Belakangan ini ada tawaran menerapkan model angkutan massal bus layang, seperti di China, Brazil, Inggris, Italia, Spanyol, Malaysia, dan Jerman.

Adalah PT Infiniti Wahana yang menawarkan sistem transportasi yang juga akan memanfaatkan tiang pancang monorel yang dipastikan gagal pembangunannya. Tapi pembangunan saran ini belum jadi pilihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, sistem tersebut dirasa kurang pas dengan kondisi Jakarta. Bus layang lebih tepat untuk kota baru, bukan kota yang sedang berkembang seperti ibukota.

"Kami tidak mengarah ke sana (bus layang). Perlu penyesuaian infrastruktur, seperti jembatan penyebrangan orang (JPO) dan fly over," kata Pristono,  Jumat, 23 September 2011.

Selain itu diperlukan investasi yang besar untuk menerapkan sistem ini. Banyak yang harus diperhitungkan untuk membangun banyak JPO. Selain itu, daya angkutan transportasi ini tidak besar.

"Contoh lainnya untuk rute Blok M-Kota juga ada jembatan Semanggi," ungkapnya.

Ditambahkan Pristono, untuk mengatasi kemacetan, Pemerintah Jakarta akan lebih fokus pada sistem Bus Rapit Transit (BRT) dan Mass Rapit Transit (MRT).

"BRT yang sudah berjalan adalah bus Transjakarta. Sementara MRT akan dibangun pada 2012 mendatang," jelasnya.

Seperti diketahui operator busway PT Infiniti Wahana, menawarkan sistem bus layang. Tahap pertama yang diusulkan adalah jalus Blok M-Kota, sepanjang 13 kilometer. Nantinya akan dilengkapi dengan 21 terminal dan 42 unit bus layang.

Kembali Sapa Penggemar di Saranghaeyo Indonesia, Xiumin EXO Akui Kangen Berat ke Fans

Tarif yang ditawarkan untuk sekali jalan Rp5.000 per penumpang. Bus layang ini, menggunakan sistem build operation transfer (BOT) selama 30 tahun.

Bus ini diklaim sebagai konsep masa depan dan solusi untuk mengatasi kemacetan. Karena menggunakan rel pada ruas jalan tanpa menganggu arus lalu lintas di bawahnya. Bus layang melaju dengan tenaga listrik. Sarana jalan yang berada di bawahnya tetap bisa berfungsi dan dimanfaatkan kendaraan lain. (adi)

Masiroh, TKW asal Jawa Barat pulang setelah dikabarkan meninggal 22 tahun lalu

22 Tahun Dikabarkan Meninggal, Masiroh Kembali dan Ceritakan Kisahnya di Suriah

Seorang TKW bernama Masiroh pulang ke kampung halamannya di desa Pranggong, kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat setelah 22 tahun dikabarkan meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024