- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Komunitas pengguna KRL Jabodetabek, KRL Mania, berharap pengurangan jadwal KRL akibat adanya rehabilitasi di tiga gardu pada 19 Oktober sampai 29 November 2011 tidak terlalu menyusahkan penumpang.
Untuk itu, KRL Mania meminta PT Kereta Api (KA), PT KA Commuter Jabodetabek, dan Kementrian Perhubungan mempersiapkan rencana darurat (contingency plan).
"Kalau ada niat dan kemauan, bisa saja menjalankan KRL dengan menggunakan lokomotif, kan PT KA punya rel disel eksekutif," kata Juru Bicara KRL Mania, Agam Faturrahman kepada VIVAnews.com.
Selain itu, tambah Agam, bisa juga dengan menambah gerbong dalam satu rangkaian. Dia mengungkapkan, saat ini dalam satu rangkaian hanya ada 6-8 gerbong. "Kalau ditambah menjadi 10 sampai 12 bisa mengurangi kepadatan," ujar dia.
Para penumpang khawatir jika pembatalan itu terlaksana tanpa adanya persiapan. Kereta akan bertambah sesak, terutama di jam sibuk pagi dan pulang kantor. "Kasihan kaum prioritas seperti ibu hamil," tambahnya.
Agam pun menyesalkan pernyataan pejabat PT KA yang menyarankan agar pengguna KRL mencari alternatif transportasi lain. "Itu bukan solusi namanya," kata Agam.
Meski demikian, penumpang menyambut baik rencana perbaikan gardu lama itu. Mereka berharap adanya rehabilitasi dapat meningkatkan pelayanan KRL ke depan. "Kami tunggu perbaikan ini," imbuhnya. (eh)