- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Sekitar 300 mahasiswa se-Jabodetabek yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Batavia Raya dan Aliansi Pemuda Untuk Indonesia berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan reshuffle menteri-menterinya yang terindikasi korupsi.
"Presiden SBY harus memilih menteri-menteri baru yang bersikap tegas dan bersih dari korupsi, serta berintegritas tinggi," ujar Penanggungjawab BEM Batavia Raya, Rahmat Soleh di depan Istana, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2011.
Menurut Rahmat, berdasarkan hasil evaluasi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), seharusnya presiden dapat dengan cepat mengambil langkah untuk melakukan perombakan kabinet. Terutama menteri-menteri yang memiliki rapor merah atau berkinerja dengan buruk.
"Maka tidak ada alasan bagi Presiden SBY untuk tidak segera melakukan reshuffle menteri-menterinya yang terindikasi melakukan korupsi, serta tidak mempunyai integritas. Sehingga menyebabkan merosotnya kredibilitas pemerintahan dimata rakyat," kata dia.
Peserta aksi juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetepakan tersangka mafia anggaran yang diindikasi melakukan penyimpangan anggaran yang hingga kini masih duduk manis di kursi DPR. Begitu juga dengan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).
"PPATK harus segera membuka ke publik rekening anggota Banggar yang mencurigakan," ujar Rahmat. Dalam aksi ini, mahasiswa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut mendukung langkah SBY melakukan reshuffle terhadap para menteri-menterinya.
"Revolusi No, Reshuffle Yes," kata dia. Setelah melakukan aksi di istana negara, aksi ini akan dilanjutkan dengan menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi. Mahasiswa yang berdemo antara lain berasal dari UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Bung Karno, Universitas Tarumanegara, STMT Trisakti, dan masih banyak lagi.
Jangan Ragu Masukkan Anak ke PAUD Bun, Ini 5 Manfaat Pentingnya
Pendidikan Usia Dini (PAUD atau Preschool) yang berkualitas tak hanya mempersiapkan anak-anak untuk masuk sekolah dasar, tetapi juga membentuk kesejahteraan emosional.
