- VIVAnews/Syahrul Ansyari
VIVAnews - Bentrok demonstrasi buruh di Freeport Indonesia, Papua, Senin 10 Oktober 2011, menewaskan dua orang. Korban adalah Briptu Jamil dan Petrus W Ayamiseba.
Atas tragedi itu, puluhan buruh yang tergabung dalam berbagai organisasi pekerja dan buruh Indonesia seperti Serikat Pekerja Nasional, LMND, SBTPI, SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia menggelar aksi simpatik di depan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis 13 Oktober 2011.
Mereka menggelar aksi damai tutup mulut dan tabur bunga. "Saya atas nama SPSI, selamat jalan saudaraku, selamat jalan untuk perjuanganmu, tidak akan kami lupakan dan akan kami teruskan," kata R Abdullah, Ketua Umum DPP KEP SPSI, di lokasi demonstrasi.
Mereka menuntut pemerintah khususnya aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku penembakan. Selain itu, mereka juga mengutuk tindakan brutal aparat polisi di Timika.
"Usut dan tindak tegas pelanggaran HAM insiden penembakan pekerja," kata Abdullah. Mereka menyatakan akan melawan setiap pembungkaman gerakan buruh. Termasuk dalam upaya memperjuangkan kesejahteraan bagi mereka.
"Tegakkan kedaulatan NKRI yang lindungi rakyat sesuai Pancasila dan UUD 1945," katanya. Dalam aksi itu, mereka juga mengusung sejumlah spanduk, diantaranya adalah bertuliskan, 'Indonesia berduka', 'Kaum pekerja Indonesia menuntut', 'Tragedi freeport duka buruh', Jangan bantai saudara kami', 'Tragedi Freeport bukti ketidakmampuan pemerintah', 'Peluru, bunuh saja koruptor'. (eh)
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik
