Penumpang Ajak Menhub Baru Naik KRL

KRL Ekonomi
Sumber :
  • Photobucket/Jhon Ipenk

VIVAnews - Komunitas pengguna kereta listrik (KRL) Jabodetabek, KRL Mania mengajak Menteri Perhubungan yang baru terpilih, EE Mangindaan untuk turun langsung naik KRL pada jam sibuk di lintas Bogor-Jakarta.

Israel Bombardir Rafah, Peringatan AS Diabaikan

Sebagai orang nomor satu yang mengurusi transportasi, mereka menginginkan agar Mangindaan mencicipi bagaimana rasanya berdesakan naik KRL.

Menurut Juru Bicara KRL Mania, Agam Fatchurrochman, saat ini waktu yang pas bagi menteri untuk mencoba KRL. Sebab dari 19 Oktober hingga 29 November 2011, sedang dilakukan perbaikan gardu listrik aliran atas yang menyebabkan pengurangan jadwal perjalanan KRL.

"Ada sekitar 29 unit KRL tidak beroperasi, jadi bisa dibayangkan betapa penuhnya KRL," kata Agam kepada VIVAnews.com, Jumat 21 Oktober 2011.

Agam menjelaskan, rencananya surat ajakan ini akan disampaikan langsung ke kantor Kementrian Perhubungan siang nanti. "Sekaligus kami meminta waktu untuk bisa audiensi," tambahnya.

Berikut isi surat itu:


No    : 01/10/11                Jakarta, 21 Oktober 2011
Hal    : Ajakan untuk menggunakan KRL Lintas Bogor ke Gambir

Kepada Yth.
Bapak EE Mangindaan
Menteri Perhubungan
Di tempat

Dengan hormat,

Salam sejahtera kami sampaikan. Semoga Bapak dapat bertugas dengan baik dan selalu diberi kesehataan sebagai Menteri Perhubungan.

Dalam mengawali tugas Bapak ini, kami KRL Mania-Forum Komunikasi Penumpang KRL Jabodetabek, ingin mengajak Bapak untuk turun langsung melihat pengelolaan KRL di Jabodetabek agar mendapatkan gambaran langsung apa adanya dan tidak ada distorsi dalam proses pengambilan keputusan.

Terpilih Jadi Ketua SC BPD-SI, Dirut Bank Sumut Siap Berikan Kontribusi Positif Pertumbuhan Ekonomi

Kami siap untuk mengawal Bapak dalam perjalanan di KRL, agar dapat memberikan masukan secara langsung apa adanya, tanpa dipoles. Untuk itu kami ingin beraudiensi dengan Bapak untuk mematangkan rencana ini.

Secara khusus, kami ingin mengajak Bapak untuk mencoba perjalanan pada jam sibuk pada lintas Bogor-Gambir, pada kurun 19 Oktober – 29 November 2011, di mana ada perbaikan beberapa gardu listrki di lintas tersebut. Ada pengurangan sekitar 29 perjalanan dan diperkirakan sekitar 29 ribu penumpang tidak terangkut.

Kami berterimakasih kepada Ditjen KA dan KAI/KCJ dengan proyek rehabilitasi gardu listrik ini, sehingga diharapkan akan mengurangi gangguan karena sering rusaknya peralatan di gardu listrik hampir setiap saat.

Sebelum turun langsung, ada beberapa informasi yang ingin kami sampaikan agar Bapak dapat mengecek langsung.

1. Kesimpangsiuran informasi pekerjaan. Sebelumnya diinformasikan di berbagai media oleh pejabat Ditjen KA kalau pekerjaan 19 Oktober-29 November ini adalah penambahan daya.

Sementara informasi oleh pejabat Ditjen KA lainnya, pekerjaan ini hanya rehabilitasi gardu yang sudah sering rusak, tanpa penambahan daya. Kesimpangsiuran ini membingungkan pengguna dan menunjukkan kurangnya koordinasi internal.

2. Kurangnya contingency plan dan pengutamaan kepuasan pelanggan. Dari awal kami melihat pihak-pihak yang terlibat (Ditjen KA, PT KAI/KCJ) kurang proaktif dalam membuat contingency plan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Pernyataan mereka adalah agar penumpang mencari moda transportasi lain. Tentu ini bukan contingency plan.

Dari awal kami memberikan saran agar pengurangan perjalanan lintas Depok-Bogor dapat dikompensasi dengan dioperasionalkan kereta non listrik (misal KRD-Kereta Rel Diesel) dan penambahan gerbong di tiap rangkaian, seperti halnya di Jepang sebagai asal KRL yang dioperasikan. Sampai tanggal 17 Oktober 2011 (H-2), di media masih diinformasikan akan beroperasi dua KRD. Tapi pada 18 Oktober 2011 (H-1), diinformasikan melalui media kalau dua KRD tidak jadi, tanpa ada kejelasan angkutan pengganti.

Kasih Ruang Karier dan Promosikan Puluhan Ribu Karyawan, Intip Strategi IWIP

Kemudian pada 19 Oktober (Hari H), tiba-tiba tanpa diinformasikan ke penumpang sebelumnya, ada 15 bus yang siap mengangkut penumpang di stasiun Bogor. Hanya saja pada 20 Oktober (H+1), bus-bus tersebut ditiadakan. Tampak kurangnya contingency plan yang jelas dalam memitigasi risiko gangguan perjalanan.

Perlu dilihat juga bahwa bahwa yang tidak terangkut bukan hanya penumpang dari stasiun Bogor, tetapi juga stasiun antara seperti Citayam, Bojonggede, dan Cilebut yang memang mengandalkan KRL sebagai alat transportasi utama mereka.

Di ketiga wilayah tersebut, kurang sekali alternatif angkutan lain yang cukup memadai. Kalau pun penyediaan bus dilanjutkan, perlu disebar ke wilayah-wilayah tersebut.

3. Pengutamaan pendekatan keamanan. Yang kami sesalkan adalah karena ketidakmampuan membuat contingency plan dengan mengoperasikan KRD/ gerbong tambahan atau bus, dikompensasi dengan pendekatan keamanan melalui tambahan aparat kepolisian.

4. Manajemen proyek kurang optimal. Pekerjaan ini long overdue, perbaikan ini sebenarnya bisa dilakukan sejak awal tahun 2011, dan bahkan sejak lima tahun yang lalu, karena kerusakan sistem kelistrikan (gardu, LAA) di jalur Depok-Bogor sudah terjadi sejak lama.

Keterlambatan pekerjaan ini merupakan indikasi kurangnya kemampuan dalam manajemen proyek. Bahkan pada H+1 belum tampak ada mobilisasi pekerjaan, sementara pengurangan perjalanan sudah dilakukan (berita di Vivanews.com 20 Oktober 2011).

Kami sarankan tender untuk pekerjaan terkait KRL tahun 2012 dapat dilakukan pada November - Desember 2011 ketika pagu anggaran sudah disetujui pada Oktober 2011, sehingga pada awal Januari 2012 pekerjaan sudah dimobilisasi.

Sebagai penutup, kami mohon kebijaksanaan Bapak untuk turut menggunakan KRL sebagai alat transportasi Bapak, agar target KRL Jabodetabek dapat mengangkut 1,2 juta penumpang pada tahun 2019 dapat tercapai.

Keteladanan Bapak untuk menggunakan transportasi umum, seperti KRL, akan meningkatkan kualitas pelayanan transportasi umum dan memberi contoh langsung kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Practice what you preach dan walk the talk kami harapkan sekali dari Bapak.

Hormat kami,
 
KRL Mania
Komunitas Penumpang KRL Jabodetabek

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya