Perkosaan di Angkot, 7 Sopir Tembak Terjaring

Razia sopir angkot tembak
Sumber :
  • Luqman/VIVAnews

VIVAnews - Dinas Perhubungan DKI Jakarta pagi tadi telah melakukan razia kelengkapan identitas pengemudi angkutan umum di terminal Pulo Gadung. Selain kelengkapan identitas, Dishub juga merazia sopir angkutan umum yang belum memakai seragam. Langkah ini dilakukan terkait maraknya perkosaan di dalam angkot.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur mengatakan, razia kelengkapan identitas ini bertujuan untuk menghindari maraknya sopir tembak.

"Juga untuk beri kenyamanan penumpang," ujar Mirza, Rabu 23 November 2011.

Kelengkapan identitas sopir yang dirazia yaitu, Kartu Pengenal Pengemudi (KPP), Kartu Pengenal Anggota (KPA), Surat Tanda Uji Kelayakan (STUK) dan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Selain identitas dan kelengkapan seragam, Dishub juga akan melakukan razia kelayakan kendaraan demi keselamatan penumpang. "Tidak boleh ada yang keropos. Kemudian fisik kendaraan juga harus baik, jangan sampai ada kerusakan, bisa bahayakan penumpang," kata Mirza.

Bagi pengemudi angkutan umum yang terjaring karena tidak lengkap identitasnya, kata Mirza, pengemudi akan diberi peringatan dan dibuatkan berita acara.

Dishub, kata Mirza, akan memberikan tiga bentuk sanksi bagi yang melanggar. Sanksi ringan, menengah dan berat. 

"Sanksi terberat, kendaraan kita kandangi sampai 14 Hari," tegasnya.

Untuk menertibkan sopir tembak, Dishub juga akan melakukan razia di jalan dan pangkalan sopir angkot, tempat pertukaran antara sopir resmi dengan supir tembak.

"Nanti akan kita kembangkan. Ini kan baru pertama sosialisasi dan penertiban di Pulogadung. Razia di jalan akan melibatkan pihak kepolisian," ungkap Mirza.

Dari hasil Razia yang dilakukan oleh Dishub hari ini, terjaring tujuh sopir yang tidak mempunyai kartu identitas dan kelayakan kendaraan.

"Empat kendaraan terjaring karena kelengkapan identitas, surat izin trayeknya habis. Sisanya karena kelayakan kendaraan," ujar Kepala Seksi Pengendalian Operasiaonal Sudin perhubungan Jakarta Timur, Budi Sugiantoro.

Salah satu supir angkot yang terjaring, William Morga mengaku tidak memiliki kartu identitas sebagai sopir angkutan umum. Dia mengaku sebagai sopir tembak angkot 23 Jurusan Pulo Gadung-Kali Malang. "SIM, KPP dan KPA tidak ada," ujar Willian.

Pemuda asal Pematang Siantar ini mengaku sudah setahun menjadi sopir tembak. Dia juga tahu kalau sopir tembak dilarang. Tapi dia beralasan tidak punya identitas sebagai sopir karena tidak punya uang untuk mengurus surat- surat.

"Belum punya uang untuk urus surat- surat," ujar Morgan yang mendapatkan 30 persen dari hasil kerja kerasnya sebagai sopir tembak.

Dengan adanya razia kelengkapan identitas dan seragam ini sopir angkutan umum, disambut baik oleh penumpang angkutan umum. Mutia, 36 tahun, warga Pupar, Jakarta Timur merasa nyaman bila supir angkot jelas identitasnya dan tidak ugal- ugalan.

"Bagus kalau ada identitas. Saya pun sebagai perempuan merasa nyaman," kata Mutia.

Cetak Laba Bersih 2023 Rp 6,8 Triliun, Jasa Marga Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar
Direktur Pemasaran & Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, usai konferensi pers di Gedung Sarinah, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024

InJourney Targetkan 50 Ribu Orang Kunjungi Borobudur saat Perayaan Waisak 2024

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney, akan menggelar acara perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur pada Kamis, 23 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024